Gangguan Pola Makan Tersembunyi

Anda yang sering makan berlebihan saat merasa emosional harus hati-hati.

oleh Indy Keningar diperbarui 19 Mar 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2015, 14:00 WIB
Gangguan Pola Makan Tersembunyi
Anda yang sering makan berlebihan saat merasa emosional harus hati-hati.

Liputan6.com, Jakarta Ada dua gangguan pola makan yang sering kita dengar. Anorexia nervosa dan Bulimia. Penderita gangguan pola makan juga seringkali kita identikkan dengan tubuh kurus kering.

Kenyataannya, ada gangguan pola makan lain yang mungkin Anda belum pernah dengar. Salah satu orang yang pernah menderitanya adalah Emily. Saat itu Emily baru berusia 16 tahun dan baru bertengkar hebat dengan pacarnya. Ia merasa begitu sedih, sendirian dan putus asa. Malamnya, saat kedua orangtuanya sudah tidur, Emily mengumpulkan seluruh makanan yang ada di lemari es rumahnya. Sepiring keripik tortilla, satu loyang roti, mentega, selai kacang dan berbagai makanan lainnya. Selama berjam-jam, Emily makan semuanya sampai habis. Keesokkan paginya, Emily tidak ingat apa saja yang ia makan. Bahkan ketika Ibunya sudah kehabisa bahan makanan untuk dijadikan masakan.

Saat itu, Emily tidak tahu bahwa kebiasaan makannya bukan semata pertanda bahwa ia orang yang rakus. Emily menderita binge-eating disorder (BED). Seperti dilaporkan dari huffingtonpost.com, Rabu, (18/3/2015), penderita BED tidak kalah banyak jumlahnya dibanding penderita anorexia dan bulimia. Namun gangguan ini merupakan jenis gangguan pola makan yang paling jarang dibicarakan.

Penderita BED mengaku ada dalam keadaan trance saat makan. Seperti Emily yang akan merasa mual dan kembung setelah makan. Ia juga sering tidur terlalu lama akibat kekenyangan yang mengakibatkannya terlambat ke sekolah atau tempat kerjanya. Namun ia tidak bisa mengontrol makannya.

Mereka yang menderita BED seringkali tidak merasa nyaman dalam mencari pertolongan. Ini terutama diakibatkan oleh stigma masyarakat terhadap orang-orang yang makan banyak dan kelebihan berat badan. Orangtua atau teman yang tidak banyak tahu bisa saja hanya menyuruh mereka yang menderitanya menjalani diet. Namun menyuruh mereka "diet" tidak akan menolong. Gangguan pola makan merupakan penyakit fisik dan mental. Perlu dukungan dan pertolongan dari profesional untuk seseorang bisa sembuh. Justru program diet bisa menjadi pemicu BED atau bentuk gangguan pola makan lain. Seperti Carla yang masih berusia 15 tahun dan dalam penyembuhan dari BED. Ia sering diejek tentang berat badannya oleh kedua orangtuanya. Ini mengakibatkan Carla diet gila-gilaan di usia 14 tahun. Sekali ia kelepasan melanggar dietnya, Carla akan gelap mata dan makan gila-gilaan. Setelahnya, ia akan merasa bersalah dan tidak makan dalam waktu lama. Lama-lama, Carla terkena gangguan BED.

Mencari pertolongan penting bagi Anda jika Anda merasa mengalaminya seperti Carla dan Emily. Ia pertama kali sadar bahwa ada yang salah dengan kondisinya saat ia membaca artikel di majalah tentang BED. Emily kini berusia 23 tahun dan bekerja di organisasi nonprofit. Ia mengaku dirinya sudah tidak lagi dikontrol oleh makanan. Ia berpesan pada orang-orang dengan nasib serupa agar tidak segan-segan mencari pertolongan.

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya