Anak SD Berisiko DB, Jumantik Cilik Digalakkan

Berdasarkan data 2014, kelompok umur yang paling berisiko tertular DBD di DKI Jakarta adalah 7 sampai 12 tahun.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 24 Apr 2015, 13:38 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2015, 13:38 WIB
Jumantik Cilik
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi, dalam acara konferensi pers Jumantik Cilik.

Liputan6.com, Jakarta Pada tahun 2014 kelompok umur yang paling berisiko tertular Demam Berdarah Dengue (DBD) di DKI Jakarta adalah 7 sampai 12 tahun atau usia Sekolah Dasar. Berdasarkan data tersebut, pada tahun 2015 produsen SC Johnson bekerjasama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dan Pemprov DKI Jakarta mengajak para siswa sekolah dasar menjadi juru pemantau jentik (jumantik) cilik.

"Mayoritas anak SD yang terkena DB, atas dasar itulah kami libatkan anak SD untuk aktif menjadi jumantik," terang Wakil Ketua IAKMI Husein Habsyi di Balai Kota DKI Jakarta pada Kamis (23/4/2015).

Jumantik cilik berasal dari 30 SD di Kecamatan Cilandak dan 20 SD di Kecamatan Pasar Minggu. Pemilihan SD di wilayah tersebut karena berdasarkan data tahun 2014 banyak penderita demam berdarah berasal dari kedua kecamatan tersebut. Selain itu, juga ada lima SD dari Kecamatan Pancoran Mas, Depok.

Setiap sekolah ada 4 orang jumantik cilik, satu orang guru, dan 1 mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Program ini dilakukan periode Maret hingga Juni 2015.

Para jumantik cilik yang terpilih diberikan tugas yang berkaitan dengan pengendalian demam berdarah di masing-masing sekolah. Seperti sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD kepada teman-teman di sekolah, memasang poster edisi serial DBD di mading, melakukan PSN dan 3M (menguras, menutup, mengubur) hingga menyampaikan informasi DBD ke orangtua dan melakukan PSN di rumah. 

Lalu, pada tanggal 25 April nanti akan dilakukan Jumantik Cilik Jambore yang akan diikuti 220 siswa jumantik cilik, 55 guru dan 61 kakak pendamping jumantik cilik di Cilandak Town Square Jakarta.

Rangkaian acara jumantik cilik ini pun mendapat apresiasi dari Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kanti Herawati. "Pemberian pelatihan tentang pencegahan DBD kepada siswa lewat Jumantik Cilik ini tepat sasaran karena informasi yang mereka ketahui tentang DBD disampaikan kepada teman-temannya dengan cara mereka sendiri, sehingga siswa-siswa yang lain tidak terkesan diperintah," terang Herawati dalam acara yang sama.

Dukungan terhadap program jumantik cilik datang dari Pemprov DKI Jakarta yang diwakili Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. "Dengan adanya Jumantik-jumantik Cilik ini mudah-mudahan angka demam berdarah di DKI Jakarta semakin menurun setiap tahunnya dan tidak ada korban jiwa diantara kita," harap Djarot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya