Liputan6.com, Jakarta Rachael Farrokh (37) telah berjuang mengatasi anoreksia yang dideritanya sejak 10 tahun terakhir. Baru-baru ini Rachel memutuskan berbagi cerita secara online untuk menggalang dana untuk biaya pengobatan di sebuah fasilitas medis khusus.
“Tinggiku sekitar 170 cm, (berat) sekian belas kilogram,” ucap Rachael. “Aku memerlukan bantuan Anda... Jika tidak, aku tak akan memiliki kesempatan,” lanjutnya dalam sebuah rekaman video YouTube.
Wanita yang tinggal di San Clemente, California ini dulunya memiliki bobot tubuh ideal sekitar 56,6 kilogram. Berat badannya turun drastis setelah menderita anoreksia, dilansir dari Huffingtonpost, Selasa (26/5/2015).
Advertisement
“Aku merasa lepas kontrol,” kata Rachael pada ABC News.
“Semula aku hanya ingin menurunkan beberapa kilo saja untuk merampingkan perut,” lanjutnya.
Masalah berat badan Rachael yang tidak lazim ini kabarnya membuat dia mengalami beberapa masalah kesehatan seperti gagal jantung, gangguan lever, gagal ginjal, osteoporosis, pembekuan darah dan edema (sembab).
Rod Edmondson, suami Rachael pun kini harus berhenti dari pekerjaannya demi merawat sang istri. Dia memutuskan untuk menggalang dana bagi biaya pengobatan istrinya melalui situs GoFundMe.
“Dia berada dalam masa kritis,” tulis Rod di laman GoFundMe. “Dia sangat memerlukan perawatan maksimal.”
Beberapa rumah sakit dan fasilitas pengobatan tidak mau menerima Rachael karena bobot tubuhnya sangat kurang dari batas berat minimum yang diharuskan.
Dr. Michael Strober, profesor psikiatri dan ketua program gangguan makan di UCLA Resnick Neuropsychiatric Hospital, menjelaskan pada ABC News bahwa proses pemulihan berat badan pada orang yang menderita anoreksia bisa sangat berisiko.
“Pemberian asupan makanan harus dimonitor dengan hati-hati. Sindrom pemberian asupan makanan kembali ini berdampak pada adaptasi tubuh terhadap nutrisi.. Penambahan kalori yang terlalu cepat bisa mengakibatkan adaptasi metabolis yang membahayakan dan mengancam jiwa,” kata dokter Michael.
Meski demikian, pasangan ini tidak putus harapan. Menurut NBC News, ada sebuah fasilitas kesehatan di Denver yang biasa menangani pasien gangguan pola makan. Rod berharap istrinya bisa menjalani pengobatan di sana.
Bantuan donasi mengalir cukup banyak untuk Rachael. Rod rajin mengunggah perkembangan istrinya melalui laman sosial media. Dia juga meyakinkan bahwa Rachael membaca pesan dari para netizen sebagai salah satu terapi saat merasa tak berdaya.
Rachael berharap kisahnya bisa menginspirasi orang lain yang juga menderita kelainan makan seperti dirinya untuk mencari bantuan.
“Sejujurnya, aku hidup momen demi momen, hari demi hari, karena keadaanku tidak baik,” katanya pada ABC News. “Proses pemulihan untuk penderita anoreksia sangat konyol. Jika ingin berhasil, kau harus berjuang keluar dari kondisi itu. Kau harus keluar dan menjadi hidup. Pergilah mencari pengobatan karena pengobatan tak akan datang dengan sendirinya,” pesan Rachael.
Semoga lekas pulih, Rachael.