Peneliti Imbau Pria Muda Bekukan Sperma

Namun banyak ahli yang menentangnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 30 Jun 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2015, 13:00 WIB
Ilustrasi Sperma (Istimewa)
Ilustrasi Sperma (Istimewa)

Liputan6.com, London - Seorang ahli bioetika dari Abertay University di Inggris, dokter Kevin Smith menyarankan agar pria yang telah berumur 18 tahun membekukan sperma di bank sperma. Saat sudah ingin memiliki anak, sperma ini bisa digunakan agar anak bisa lebih sehat.

Menurut Kevin, sperma yang dihasilkan oleh orang yang lanjut usia dapat meningkatkan risiko autisme, skizofrenia dan gangguan pada anak lainnya. Di Inggris, kini makin tua pria yang memiliki anak. Jika di tahun 1990 umumnya pria baru memiliki anak saat usia 31 tahun, kini meski sudah 33 tahun belum juga memiliki anak.

"Saya pikir hal ini adalah masalah serius dan kita perlu khawatir akan hal tersebut. Usia ayah berdampak pada kualitas kesehatan anak-anaknya," terang Kevin saat berbincang dengan BBC News dilansir Senin (29/6/2015).

Namun, apa yang diungkapkan Kevin tidak mendapatkan dukungan dari semua pihak, salah satunya profesor androlog Allan Pacey dari University of Sheffield, Inggris.

"Ini adalah ide paling konyol yang pernah saya dengar," ujar Pacey.

Risiko kesehatan dari ayah yang berusia tua memang ada, namun persentasenya kecil. "Oleh karena itu, pria yang membekukan sperma di usia 18 tahun kemudian menggunakannya kembali itu sama saja dengan proses bayi tabung," tegasnya. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya