Fosil Sperma Hewan 50 Juta Tahun Lalu Ditemukan

Sebuah fosil sperma cacing tanah tertua di dunia ditemukan di Semenanjung Antartika

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Jul 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2015, 21:00 WIB
Ditemukan Fosil 'Warga Tertua' Kota Paris
Fosil kuno di Prancis yang diyakini berupa tulang manusia. (BBC)

Liputan6.com, Antartika Sebuah fosil sperma cacing tanah tertua di dunia ditemukan di Semenanjung Antartika. Melihat bentuk dan ukurannya, para ahli percaya kalau fosil ini merupakan petunjuk evolusi cacing selama 50 juta tahun yang lalu.

Dailymail, Rabu (15/7/2015) melaporkan, fosil ini dikumpulkan dari La Meseta Formation di pulau Marambio di Semenanjung Antartika. Jenis citellata yang ditemukan adalah kelas cacing annelida yang mencakup cacing tanah dan lintah.

Untuk memeriksa sampelnya, peneliti menggunakan cahaya dan pemindaian mikroskop elektron serta radiasi berbasis tomografi sinar-X mikroskop. Lalu kemudian, peneliti secara hati-hati mengeluarkan kepompong dalam bentuk lendir.

Pemimpin peneliti Dr Benjamin Bomfleur mengatakan, sel sperma ini begitu sedikit dan rapuh sehingga mereka sangat langka dalam catatan fosil. 

After extracting the fossils, researchers used light and scanning electron microscopy to examine the 50-million-year-old samples. Picture (d) shows sperm fragments with tail portions marked by arrows. Other sperm fragments are shown at (e), (f), (g) and (h) inside the wall. A sperm tail is shown at (i). Picture (j) shows bacteria

"Penemuan kami merupakan fosil sperma hewan tertua di dunia sekaligus fosil terkecil, seperti dalam catatan geologi," katanya.

Dia menambahkan, fosil-fosil lain yang ditemukan di Eropa dan Australia adalah mikroorganisme yang bertubuh lunak dan bersel tunggal. Hal ini menambah data sejarah evolusi mikro-organisme yang belum diteliti. 

Peneliti yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters ini juga akan dilakukan di beberapa negara lain. 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya