Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr HM Subuh MPPM menyebut prevalasi penyakit kaki gajah (Filariasis) di Indonesia berhasil diturunkan sejak 45 tahun yang lalu.
"Pada 1980 prevalensi mikrofilarian (larva cacing filaria) yaitu 19,5 persen. Pada 2014 turun menjadi 4,7 persen," kata Subuh dikutip dari keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis (29/7/2015)
Filariasis, jelas Subuh, merupakan penyakit menular yang disebabkan cacling filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Dia mengatakan, semua nyamuk dapat menjadi vektor penular filariasis atau kaki gajah. "Untuk perkembangan nyamuk itu sendiri biasanya di sawah, got atau saliran air, rawa-rawa, dan tanaman air," kata Subuh pada acara Forum Redaksi Bersama di Wisma Antara Kamis siang.
Advertisement
Lebih lanjut, terdapat tiga spesies cacing penyebab penyakit kaki gajah. Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori. Ternyata semua jenis spesies itu terdapat di Indonesia.
"Namun, lebih dari 70 persen kasus filariasis di Indonesia disebabkan Brugia malayi," kata Subuh menjelaskan.