Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi menunjukkan, penggunaan ponsel pintar tidak bisa untuk mengatasi perasaan negatif melainkan semakin memperburuk suasana hati.
Menggunakan ponsel untuk `mengobati` emosi negatif malah bisa memperburuk kondisi psikologis seseorang dan berdampak pada penggunaan ponsel yang berujung pada masalah, ujar Prabu David, Dekan College of Communication Arts and Science di Michigan University.
Baca Juga
"Penelitian ini menunjukkan bahwa terlepas dari semua kemajuan yang kita hasilkan, tetap ada satu keadaan yang sangat berharga, interaksi langsung antarindividu," ucap David.
Advertisement
David mengatakan, orang yang menggunakan interaksi secara elektronik sebagai pengganti interaksi langsung antarmanusia menghasilkan suatu ketidakpuasan. Inilah yang kemudian memicu timbulnya masalah. Meski demikian, kebiasaan menggunakan ponsel untuk membunuh waktu tidak terlalu dikaitkan dengan hal ini.
"Ponsel bisa melakukan banyak hal untuk menstimulasi interaksi manusia. Kondisi ini menggoda kita untuk mempercayai bahwa hal itu nyata, tapi faktanya ini adalah (hubungan) sintetis," tambahnya.
Para peneliti mempelajari dua cara penggunaan umum ponsel pintar: untuk melewatkan waktu dan hiburan, atau untuk mencari orang lain untuk mengatasi kesedihan atau depresi, dilansir dari laman Medindia, Kamis (27/8/2015).
"Penggunaan ponsel menjadi bermasalah karena dipicu oleh tujuan untuk mengatasi perasaan negatif," kata David.
"Berinteraksi secara tatap muka bisa dipakai sebagai penangkal masalah penggunaan ponsel," kata Dr Jung-Hyun Kim dari Sogang University, Seoul, Korea Selatan.