Jangan Simpan Sisa Antibiotik di Rumah

Sekitar 86,1 persen masyarakat Indonesia ternyata menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 13 Nov 2015, 10:40 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2015, 10:40 WIB
WHO Canangkan Pekan Peduli Antibiotik Sedunia
Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk pertama kalinya mencanangkan pekan peduli antibiotik Sedunia pada 16-22 November 2015.

Liputan6.com, Jakarta Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menujukkan hal mengejutkan. Sekitar 86,1 persen masyarakat Indonesia ternyata menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter. Ironisnya, antibiotik digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan virus seperti flu atau diare.

Hal ini dibenarkan oleh dokter anak, dr Nurul Hariadi MD FAAP dari Yayasan Orangtua Peduli (YOP). Dia mengatakan, penggunaan antibiotik seperti menyimpannya dan digunakan pada penyakit yang sama sangatlah berbahaya karena memicu resistensi atau kekebalan antibiotik.

"Sadari, antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, bukan mencegah atau mengatasi penyakit akibat virus," kata dr Nurul saat temu media Pekan Peduli Antibiotik di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis 12 November 2015.

Menurut Nurul, kekebalan antibiotik dapat terbentuk 2 tahun setelah antibiotik pertama digunakan. Padahal pengembangan satu antibiotik di dunia membutuhkan 10-15 tahun untuk menemukan zat antibiotik.

Hal ini juga diutarakan penanggung jawab resistensi antimikroba WHO Indonesia, Dr Dewi Indriani di acara yang sama. Menurut dia, masyarakat umum sangat tidak dianjurkan untuk membeli antibiotik tanpa resep dokter, menyisakan antibiotik di rumah, menggunakan antibiotik sisa, atau meresepkan ke teman.

"Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri. Resistensi akan mengakibatkan respons bakteri berubah dan tidak ampuh lagi saat kita memiliki penyakit, seperti tuberkulosis," ujar Dewi. (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya