Internet Ibarat Dua Sisi Mata Pisau, Ada yang Baik dan Juga Buruk

Perhatikan apa yang dilakukan anak di media sosial, karena internet itu bagaikan pisau bermata dua.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 14 Mar 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2016, 19:00 WIB
internet anak
Perhatikan apa yang dilakukan anak di media sosial, karena internet itu bagaikan pisau bermata dua.

Liputan6.com, Jakarta Widuri, dari ICT Watch lewat program Internet Sehat mengatakan, media sosial ibarat mal atau pasar. Dampingi anak ke mana pun mereka melangkah. Internet juga ibarat dua sisi mata pisau yang memiliki efek baik dan juga dampak merugikan untuk penggunanya.

Efek baik dari media sosial tak usah dijelaskan lagi. Kita semua sudah merasakannya, bukan? Efek jeleknya ini yang terkadang kita lupakan. Tak cuma cyber bully, efek jeleknya anak bisa menjadi korban penculikan dan sejumlah tindakan keji lainnya. Kejadian ini tak jarang karena kelalaian orangtua sendiri. 

Widuri juga mengimbau agar jangan pernah memberikan alamat lengkap saat check-in di media sosial, apalagi jika membawa anak-anak untuk hal-hal rutin seperti sekolah guna meminimalisir penculikan berdasarkan informasi ini. Oknum-oknum tidak bertanggungjawab menjadi tahu kapan harus bertindak.

Dalam diskusi 'Anak dan Media' yang diadakan forum NGOBRAS, ditulis Senin (14/3/2016), Widuri berpesan supaya orangtua memerhatikan beberapa hal di bawah ini;

1. Mengganti kata sandi

Ingatkan atau ajarkan anak mengganti kata sandi media sosial secara berkala. Jangan menggunakan sesuatu yang mudah diingat oleh pemilik akun. Carilah yang tidak terpikirkan oleh orang lain

2. Jangan terlalu reaktif

Ketika menemukan konten yang tidak diharapkan di dalam akun media sosial si Kecil, jangan terlalu reaktif dan langsung menduga-duga sesuatu yang buruk. Tak ada salahnya bertanya apa benar konten itu mereka yang ciptakan. Jangan-jangan itu kerjaan orang lain yang membaginya kepada si Kecil tanpa mereka ketahui.

3. Jangan pernah merasa anak baik-baik saja

Secara berkala awasi apa yang anak lakukan di depan internet. Jangan karena fisiknya terlihat baik-baik saja atau anteng, orangtua merasa anak baik-baik saja. Awasi perubahan sikap anak yang tidak biasa. Cenderung lebih murung, menarik diri dari sekolah, atau kemudian enggan menggunakan gawainya lagi. Apalagi jika orangtua sampai menemukan anak menjadi sulit tidur. Lebih baik cari tahu gejala-gejala psikologis anak telah menjadi korban bullying di dunia maya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya