Cek 7 Hal Ini, Siapa Tahu Anda Selingkuh

Tidak pernah menjalin hubungan dengan orang lain selain pasangan, tidak lantas membebaskan Anda dari perselingkuhan.

oleh Nilam Suri diperbarui 23 Apr 2016, 23:11 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2016, 23:11 WIB
Cek 7 Hal Ini, Siapa Tahu Anda Selingkuh
Tidak pernah menjalin hubungan dengan orang lain selain pasangan, tidak lantas membebaskan Anda dari perselingkuhan.

Liputan6.com, Jakarta Tidak pernah menjalin hubungan dengan orang lain selain pasangan, tidak lantas membebaskan Anda dari perselingkuhan.

Saat menjalani pernikahan, terutama yang sudah berlangsung lama, ada beberapa kebiasaan yang sebenarnya membuat Anda--tanpa sadar--menyelingkuhi pasangan.

Walaupun memang tidak memiliki efek yang langsung fatal, namun jika dibiarkan berlarut-larut akan sama merusaknya untuk pernikahan Anda.

Dilansir dari Huffington Post, ditulis Jumat (22/4/2016), ada 7 jenis perselingkuhan yang
mungkin sedang Anda lakukan:

1. Anda selalu menomorsatukan anak-anak

Siapa yang lebih dulu ada dalam hidup Anda? Pasangan atau anak? Walaupun Anda memang
harus memprioritaskan kebutuhan anak, namun menempatkan terlalu banyak fokus pada mereka
justru bisa menjadi salah satu bentuk pengkhianatan pada pasangan.

Menurut Otto Collins, seorang konsultan pernikahan dan penulis buku Passionate Spark, Lasting Love, hal ini dikarenakan Anda akan menghabiskan energi untuk mengurus anak tanpa menyisakannya bagi pasangan.

Dengan kata lain, pasangan tidak akan mendapatkan kesempatan untuk bisa benar-benar 'bersama' Anda.

"Anda kira fokus pada anak dan kewajiban lain akan memperkuat dan membuat hubungan Anda lebih kuat, tapi yang terjadi justru sebaliknya," ujar Collins. "Anda dan pasangan akan berubah menjadi orang lain yang saling berpapasan di dalam rumah dan lalu gairah dan keterikatan Anda akan melayu dan hilang. Anda mungkin saling mencintai satu sama lain, tapi Anda tak lagi merasa
saling jatuh cinta karena Anda mengabaikan hubungan kalian dan tak menyadarinya."

2. Saat Anda curhat pada orang lain

Pasangan seharusnya menjadi orang kepercayaan Anda, jangkar pengaman tempat Anda bisa bersandar dan bercerita tentang apapun. Jika Anda mulai membuka diri secara emosional pada orang lain--terlebih lagi seseorang yang membuat Anda tertarik--Anda sedang dalam perjalanan menuju
perselingkuhan emosional, begitu menurut psioterapis berbasis di Los Angeles, Foojan Zeine. Apalagi jika Anda mulai menceritakan hal-hal buruk tentang hubungan Anda pada orang baru ini.

"Ketika salah satu pasangan mulai memberikan posisi istimewa seperti persahabatan, kedekatan dan keintiman pada orang lain, Anda akan merasa dikhianati," ujarnya. "Pasangan memang tidak bisa mengambil posisi sahabat Anda, namun mereka perlu untuk memiliki keamanan dan keterbukaan sebagai orang tempat Anda berpaling paling sering.

Untuk memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan pria/wanita lain dibanding
dengan apa yang Anda miliki dengan pasangan akan terasa seperti pengkhianatan."

3. Saat Anda tak bisa lepas dari ponsel sepanjang hari

Tak pengaruh apakah itu urusan pekerjaan, sekedar bertukar cerita dengan teman, atau membicarakan tim olahraga favorit, menghabiskan waktu yang terlalu banyak dengan ponsel saat Anda sedang bersama pasangan menyampaikan pesan yang jelas. Bahwa Anda bisa bersama pasangan Anda, tapi Anda memilih untuk tidak bersama mereka.

"Semua orang perlu bersantai dan kegiatan-kegiatan tadi memang bisa melepas lelah, namun mereka menjadi masalah ketika mereka menjadi pengganti dari interaksi berarti bersama pasangan," ujar terapis pernikahan berbasis Pennsylvania, Christine Wilke.

"Tanyakan pada diri Anda sendiri: Apakah saya menghabiskan lebih banyak waktu di sosial media dibanding berbicara dengan pasangan?"

4. Anda membohongi pasangan secara finansial

Pembelian diam-diam yang Anda lakukan di balik punggung pasangan suatu saat nanti akan terbongkar, dan ketika hal ini terjadi, bisa menimbulkan masalah besar.

Sebuah penelitian pada tahun 2011 yang dilakukan oleh National Endowment for Financial Education menemukan bahwa pada 68 persen kesempatan, kebohongan finansial memiliki efek negatif pada pernikahan dengan 16 persen pernikahan berakhir karena hal ini.

5. Anda menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman dibanding pasangan

Memiliki hobi dan ketertarikan lain di luar pernikahan itu penting--dan terus bersama pasangan selama 24 jam 7 hari seminggu tidaklah sehat. Tapi, hal itu bisa jadi masalah ketika pasangan mulai merasa mereka mulai menjadi seperti penonton terhadap hal-hal yang terjadi pada hidup Anda,
terutama ketika Anda bersama teman-teman.

"Menempatkan sahabat di atas pasangan akan menciptakan jarak dan ketidakpercayaan antara kali berdua, yang pada akhirnya dapat merusak hubungan," ujar Otto Collins.

6. Anda mengeluhkan pasangan pada orang lain

Anda mungkin merasa mengeluhkan kebiasaan buruk pasangan pada sahabat atau keluarga tidaklah berbahaya, namun hal ini menciptakan suatu pengkhianatan kecil tercipta ketika Anda membeberkan keburukan suami pada orang lain.

Susie Collins, seorang konsultan pernikahan mengatakan, "Jangan pernah mengatakan atau melakukan sesuatu saat Anda sedang tidak bersama pasangan, hal-hal yang tidak akan Anda lakukan saat dia berdiri di samping Anda."

Beberapa orang mungkin berpikir mencurahkan masalah mereka pada orang lain adalah sesuatu yang sehat, namun menurut Susie hal ini justru akan menciptakan suatu jarak antara Anda berdua yang mungkin tak Anda sadari.

7. Memblokir pasangan

Memblokir pasangan--yaitu saat Anda menjadi defensif dan menarik diri dari argumentasi dan bukanya membicarakan hal tersebut--bisa jadi sangat merusak hubungan, ujar Zeine.

"Menahan pikiran, keyakinan dan emosi bertentangan dengan tujuan dari suatu hubungan yang intim," ujarnya. "Ketika seorang pasangan mendiamkan pasangannya atau mengatakan 'tak ada masalah' ketika ada yang salah, Anda akan merasa tak berdaya berhadapan dengan tembok yang dibangun pasangan. Anda akan merasa terkhianati oleh pasangan karena ia menyisihkan Anda dan
tidak membiarkan Anda mendekat."

Dan ketika Anda diam, saat itulah asumsi tentang hal yang terburuk tercipta.

"Prilaku pasif-agresif yang mendiamkan menciptakan celah bagi pasangan untuk menginterpretasikannya sesuai dengan keinginan mereka. Ketika merasakan sakit dan marah, asumsi dan interpretasi tersebut biasanya sangat berat sebelah dan tidak adil," tutupnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya