5 Kegunaan Botox yang Tak Berhubungan dengan Kerut

Ternyata Botox memiliki banyak kegunaan lain yang tak ada hubungannya dengan membuat Anda terlihat jauh lebih muda.

oleh Nilam Suri diperbarui 09 Mei 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2016, 19:00 WIB
Underarm Botox
Underarm Botox

Liputan6.com, Jakarta Botox bisa dibilang adalah sesuatu yang mengerikan. Zat ini adalah neurotoxin (racun saraf) yang diproduksi oleh bakteri yang sering ditemukan dalam cangkang hewan laut, seperti kepiting, atau di dalam usus binatang dan ikan. Dalam dosis tinggi, Botox bisa menyebabkan botulism, yang bisa membunuh Anda.

Walaupun begitu, sangat banyak orang yang rela dan kecanduan memasukkan botox dalam tubuh - biasanya untuk mengusir kerut.

Namun, ternyata zat ini memiliki banyak kegunaan lain yang tak ada hubungannya dengan membuat Anda terlihat jauh lebih muda. Melansir laman She Knows, Senin (9/5/2016) inilah 5 kegunaan lain dari Botox:

1. Mengurangi sakit kronis

Sebuah studi baru menemukan, Botox bisa membantu orang-orang yang mengalami nyeri neuropati - nyeri yang disebabkan karena kerusakan saraf yang disebabkan oleh apa saja, mulai dari operasi spinal sampai ke multiple sclerosis.

Menurut para peneliti penemuan ini penting, karena nyeri jenis ini bisa sangat melumpuhkan orang yang mengalaminya. Dan bisa mengelola rasa sakit neuropati adalah kebutuhan yang sangat tinggi.

2. Mencegah ejakulasi dini

Walaupun terdengar menyakitkan, tapi para peneliti menemukan dengan menyuntikkan Botox ke daerah perineum pria (daerah antara skrotum dan anus) ada ide yang baik bagi mereka yang memiliki masalah ejakulasi dini.

Ada suatu otot besar di perineum yang disebut bulbospongiosus, dan otot ini mengontrol ejakulasi. Para peneliti - yang menerbitkan penelitian mereka pada tahun 2014 dalam International Journal of Sex Medicine - melakukan penelitian ini pada tikus.

Tikus yang menerima suntikan Botox perlu waktu 10 menit lebih lama sebelum ejakulasi dibanding tikus yang tidak menerima suntikan ini. Mereka hanya bertahan 6,5 menit.

3. Mengurangi frekuensi migrain

Semua orang yang pernah mengalami migrain, dan terpaksa harus menghentikan aktivitas mereka karena rasa sakit kepala yang tak tertahankan ini tahu kalau migrain bisa jadi sangat menyakitkan.

Pada tahun 2010, FDA menyetujui penggunaan Botox untuk migrain. Botox digunakan untuk mengobati migrain yang parah, yang penderitanya mengalami sakit kepala berkepanjangan selama lebih dari 14 hari sebulan.

Menggunakan Botox diklaim dapat mengurangi frekuensi sakit kepala sampai 9 hari. Namun sayangnya, efek samping Botox bisa sakit mengerikan. Mulai dari ketidakmampuan membentuk kata sampai sulit bernapas.

4. Memerangi keringat berlebihan di ketiak

Keringat berlebihan memiliki nama medis, hyperhidrosis, dan menyuntikkan Botox pada ketiak bisa mengurangi keringat secara signifikan.

Botulinum toxin dalam Botox mencegah senyawa yang mengaktivasi kelenjar keringat Anda untuk tersekresi. Jadi, orang yang melakukan suntik Botox akan berhenti berkeringat di area yang disuntikkan.

Dan menurut International Hyperhidrosis Society, perawatan ini bisa mengurangi keringat sampai 80 persen.

5. Mengobati seks yang menyakitkan

Wanita yang menderita vaginismus harus berhadapan dengan proses hubungan seksual yang menyakitkan karena kekakuan pada otot vaginanya. Beberapa penderita menemukan obat dari suntikan Botox, karena Botox membuat otot-otot vagina yang kaku menjadi lemas kembali.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Plastic Surgery Professional Association menemukan, dari 30 pasien yang menerima suntikan Botox, 29 dari mereka bisa melakukan hubungan seks bebas nyeri.

Namun hal ini bukan berarti Botox adalah pil ajaib yang bisa mengobati vaginismus. Hal ini biasanya terjadi karena dipicu permasalahan psikologis juga. Sekedar menyuntikkan Botox tidak lantas membuat seks jadi menyenangkan hanya karena tidak sakit lagi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya