Liputan6.com, Copenhagen - Para peneliti Denmark melaporkan bahwa, pada pria dan wanita dengan obesitas, risiko kematian dini telah sangat menurun dalam 40 tahun belakangan ini.
Menurut analisis mereka, tingkat risiko kematian dini hingga 30 persen yang ditentukan pada tahun 1970-an bisa dibilang tiada lagi.
Baca Juga
Artinya, para peneliti mengatakan bahwa risiko kematian dini karena alasan apapun ternyata sama pada orang-orang dengan obesitas maupun mereka yang beratnya normal.Â
Advertisement
Baca Juga
Bukan hanya itu, orang yang memiliki body mass index (BMI) pada angka 27, yaitu angka untuk orang kelebihan berat, ternyata berkaitan dengan risiko terendah kematian karena alasan apa pun, demikian menurut para penulis penelitian.
Namun demikian, para peneliti Denmark dan para pakar AS mencermati bahwa hidup yang lebih panjang bukan berarti hidup yang lebih baik. Terutama jika orang dengan obesitas maupun kelebihan berat itu malah bergumul dengan penyakit kronis.
Temuan-temuan ini merujuk kepada karya ilmiah di bawah pimpinan Dr. Borge Nordestgaard, seorang profesor klinis di Institute of Clinical Medicine dalam lingkungan University of Copenhagen.
Para peneliti menelaah data BMI pada semua penyebab kematian di antara 3 kelompok warga Denmark. Ada 14 ribu orang peserta peneltian penyakit jantung di tahun 1970-an, lalu 9500 orang dalam penelitian yang sama pada awal 1990-an, dan 97 ribu orang dalam penelitian gaya hidup antara 2003 dan 2013.
Di masa kini, orang dengan berat normal memiliki BMI antara 18,5 dan 24,9. Lalu, orang kelebihan berat badan memiliki BMIÂ antara 25 dan 19,9. Sedangkan orang obesitas memiliki BMI di atas 30.
Hasil penelitian Denmark adalah sebagai berikut, pertama, adanya penurunan risiko kematian dini terkait obesitas hingga mendekati tingkat risiko pada orang dengan berat normal. Lalu, adanya peningkatan tingkat BMI terkait dengan angka terendah kematian dini karena alasan apapun, dari BMI pada angka 23,7 (tahun 1970-an) menuju BMI pada angka 27 (tahun 2013).
Namun ini hanya satu makalah saja, karena kategori BMI ditentukan oleh WHO berdasarkan data yang dikumpulkan sebelum tahun 1990-an. Mungkin batasan kelebihan berat dan obesitas harus dikaji ulang.
Penelitian pun mengamati panjangnya umur, bukan mutu kehidupan manusia. "Jadi, jika kamu lebih panjang umur sekarang selagi kelebihan berat, orang bisa saja lebih sakit," kata Nordestgaard.
"Orang mungkin tetap hidup, tapi dengan diabetes dan penyakit kardiovaskular, masalah lutut dan persendian," imbuhnya.
Lona Sandon, direktur program dan asisten profesor di departemen nutrisi klinis di UT Southwestern Medical Center, di kota Dallas, mengatakan, "Perbedaan mencoloknya adalah kemajuan pengobatan dan perawatan kedokteran lainnya yang membantu orang hidup lebih lama, atau tanpa kelebihan berat mau pun obesitas, ataupun kondisi-kondisi terkait."
Ia memperingatkan, bahwa hal ini bukan berarti kelebihan berat itu sebagai sesuatu yang lebih sehat dibandingkan masa lalu, tapi berarti "dokter-dokter mampu menangani gejala-gejala dengan lebih baik".
Temuan ini sudah dilaporkan dalam Journal of the American Medical Association edisi 10 Mei 2016.