Liputan6.com, Jakarta Clash of Clans (COC) permainan yang digandrungi sebagian anak berusia di atas 10 tahun ini cukup membuat beberapa orangtua khawatir. Meskipun tidak ada aksi kekerasan dalam permainan ini namun tetap berbahaya jika anak sudah kecanduan permainan Clash of Clans ini.
Baca Juga
Menurut psikolog Astrid Wen, sebagian besar anak yang bermain CoC ialah anak SD besar kisaran kelas 5 dan 6 SD yang sudah lebih mengerti konten di dalam CoC.
Clash of Clans ini digolongkan sebagai game bergenre strategi. Anak dituntut untuk menentukan strategi agar desa atau kerajaan miliknya tidak diserang oleh desa dan kerajaan lainnya.
Advertisement
"Untuk anak-anak SD besar, mereka kan sudah tahu namanya suatu kerajaan--kerajaan itu harus melindungi dari serangan lain. Terus dia belajar untuk mekanisme pertahan diri, dia belajar taktik, dia belajar persepsi visual juga. Nah kalo ini online kan dia belajar juga sedikit aja interaksi, di sini kan dia bisa belajar grup ya dia ada di suatu kelompok...," jelas Astrid kepada Health-Liputan6.com, Rabu (25/05/2016).
Namun Astrid tetap mengingatkan, walaupun ada sedikit manfaat di balik permainan game online ini, namun game bukanlah hal yang diunggulkan. Sebab masih ada media lain yang bisa digunakan anak untuk belajar.