Benarkan Cairan Pembersih Kewanitaan Bikin Vagina Kering?

Cairan pembersih kewanitaan sebenarnya dapat membantu masalah wanita seperti keputihan

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Okt 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 16:30 WIB
Cairan pembersih kewanitaan. Foto: shiberty
Cairan pembersih kewanitaan. Foto: shiberty

Liputan6.com, Jakarta Cairan pembersih kewanitaan sebenarnya dapat membantu masalah wanita seperti keputihan, vagina gatal atau gejala iritasi ringan lainnya. Namun sebagian wanita mempercayai, cairan pembersih vagina bisa mengakibatkan vagina kering. Benarkah?

Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis kandungan, Liva Wijaya, SpOG mengatakan, cairan pembersih kewanitaan memang tidak bisa digunakan setiap hari secara terus-menerus. Sebab pada beberapa wanita, cairan pembersih ini bisa mengakibatkan vagina iritasi.

"Kalau kering, berarti sudah iritasi, enggak bisa dipakai. Banyak cairan pembersih kewanitaan yang tidak memiliki penelitian khusus. Padahal vagina itu enggak boleh kesat. Sifat vagina itu harus basah untuk menjaga keseimbangan pH," katanya di sela-sela acara Betadine Feminine Hygience, ditulis Senin (10/10/2016).

Menurut dokter yang berpraktik di RS Mitra Kemayoran ini, vulva--bagian luar vagina sangat sensitif dengan kelembapan, sehingga sebisa mungkin hindari penggunaan bahan yang dapat membuat vagina iritasi.

"Bila perlu gunakan povidone-Iodine untuk mengobati iritasi ringan. Tapi bila tidak memiliki masalah, vagina enggak usah diotak-atik," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya