Panduan Menyusui bagi Ibu yang Baru Melahirkan

Panduan bagi ibu baru melahirkan agar menyusui terasa lebih mudah.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 21 Okt 2016, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 10:30 WIB
Sedang Menyusui Kok Hamil, Harus Bagaimana?
Kaum ibu yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kerap tak menyadari dirinya tengah berbadan dua lagi. Akibatnya, sang ibu kewalahan.

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa kendala yang dihadapi ibu baru melahirkan untuk menyusui bayi mereka. Hal ini turut menjadikan ibu memilih untuk memberikan susu formula kepada anaknya, padahal sikap tersebut justru mengundang beragam masalah.

Nia Umar, Wakil Ketua Umum Asosisasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), menyebutkan beberapa kendala yang terjadi pada ibu dalam menyusui anaknya di usia 0 sampai 6 bulan.

"Paling banyak adalah ibu tidak mendapatkan dukungan yang tepat untuk bisa menyusui. Dukungannya dari banyak pihak ya, mulai dari fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, keluarga, tempat kerja dan bahkan dari pemerintah yang membuat kebijakan," ungkapnya saat dihubungi Health-Liputan6.com, Kamis (20/10/2016).

Berikut ini Nia memberikan panduan bagi ibu baru melahirkan agar menyusui terasa lebih mudah :

Bayi baru lahir harus langsung berkontak kulit dengan ibu

Mayoritas bayi yang baru lahir dapat kontak kulit dengan ibunya dan diberi kesempatan menyusu dalam beberapa menit setelah dilahirkan. Bahkan, penelitian membuktikan bahwa, bila diberi kesempatan, banyak bayi berusia beberapa menit dapat merayap ke arah payudara dari perut si ibu, melekat dan mulai menyusu dengan sendirinya.

Proses ini bisa hanya memerlukan waktu beberapa menit atau hingga satu jam atau lebih, tapi ibu dan bayi sebaiknya diberikan waktu ini (setidaknya satu atau dua jam pertama) berdua untuk mulai saling mengenal satu sama lain. Proses ini tidak membutuhkan usaha apapun dari ibu, dan alasan yang menyatakan bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan karena ibu terlalu lelah setelah melahirkan. 

 

Berikan kontak kulit sesering mungkin

Berikan kontak kulit sebanyak mungkin setelah bayi lahir dan pada minggu-minggu pertama dalam kehidupannya

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kontak kulit antara ibu dan bayi dapat membuat bayi tetap merasa hangat seperti di dalam inkubator. Kontak kulit merupakan hal yang baik dan sangat penting untuk ibu dan bayi bahkan bila bayinya tidak melakukan pelekatan.

Kontak kulit membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan barunya

Pernapasan dan detak jantung bayi lebih normal, oksigen dalam darah lebih banyak, suhu tubuh lebih stabil dan kadar gula darah lebih tinggi. Beberapa bukti menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan kontak kulit pada hari-hari dan minggu-minggu pertama dalam hidupnya, (bukan hanya saat menyusu) perkembangan otaknya lebih baik. Saat ini juga diketahui bahwa otak berkembang dengan cara tertentu hanya karena kontak kulit ini, dan pertumbuhan penting ini terjadi lebih banyak pada tiga sampai delapan minggu pertama usia bayi.

Pelekatan yang benar sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ini adalah kunci keberhasilan menyusui

Sayangnya, kebanyakan ibu "dibantu" oleh orang yang tidak tahu bagaimana pelekatan yang benar. Jika Anda diberitahu bahwa posisi pelekatan bayi Anda yang berusia dua hari sudah benar walaupun puting Anda sangat lecet, Anda perlu ragu dan minta bantuan orang lain.

Sebelum Anda meninggalkan rumah sakit, sebaiknya Anda sudah ditunjukkan bahwa bayi Anda telah melekat dengan benar dan benar-benar memperoleh ASI. Anda juga harus tahu, apakah saat menyusui si Kecil dapat menerima ASI dengan mulut terbuka lebar, ada jeda, lalu menutup mulutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya