Akibat Infeksi Gigi Geraham, Jantung Pria Ini Digerogoti Bakteri

infeksi yang terkesan berskala kecil dari gigi bisa membawa dampak yang cukup serius pada kesehatan secara menyeluruh.

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 12 Nov 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2016, 19:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Akibat infeksi bakteri langka yang disebabkan oleh gigi geraham bungsunya, seorang pria bernama Daniel Murtagh, harus melakukan operasi jantung mendadak agar nyawanya terselamatkan.

Dokter awalnya mengira bahwa pria berusia 29 tahun ini mengidap HIV karena dirinya diketahui mengalami penurunan berat badan selama berbulan-bulan, lalu sering merasa kelelahan dan tubuhnya pun nyeri. Namun hasil tes darah Daniel menunjukkan bahwa ada bakteri super kuat yang telah berkeliaran dalam tubuhnya dan menggerogoti katup jantungnya.

Dokter pun akhirnya menemukan bahwa infeksi langka tersebut berasal dari bakteri pada gigi geraham bungsunya yang meradang. Sayangnya hal ini tidak disadari oleh Daniel karena radang tersebut tidak menimbulkan rasa yang tidak nyaman awalnya.

Dokter lalu mengatakan jika ia terlambat seminggu saja tidak melakukan pemeriksaan, maka nyawanya dipertaruhkan. Menanggapi kondisinya yang tergolong sangat buruk itu, tim medis segera melakukan operasi untuk membuka jantungnya dan memberinya katup jantung prostetik.

“Saya tidak menyangka bahwa semua hal ini akibat gigi saya, padahal saya selalu menjaga kesehatan gigi saya dan tidak pernah melakukan tambalan sama sekali. Saya beruntung masih hidup,” katanya kepada Mirror, Jumat (11/11/2016).

Ia menambahkan, ”gigi geraham bungsu itu tidak menyakitkan, dan sejujurnya, seberapa sering sih Anda benar-benar memperhatikan gigi di bagian belakang Anda?"

Infeksi langka yang juga berpotensi fatal pada lapisan dalam jantungnya itu merupakan bawaan dari bakteri yang masuk ke dalam darah. bakteri tersebut kemudian bergerak seiring dengan aliran darah ke area jantung.

Jantung saya hanya memompa 30 persen darah dari yang seharusnya, sehingga oksigen di dalam otak tidak cukup. Hal tersebut pun jadi masuk akal, mengapa saya sering merasa seperti ada seseorang meninju kepala saya,” tuturnya.

Daniel pun akhirnya kini terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya lantaran dokter menyarankan untuk dirinya tidak terlalu terlibat dalam suatu aktivitas yang gampang membuatnya cepat lelah.

"Saya tidak bisa keluar seperti biasa seperti orang 29 tahun normal lainnya, karena saya harus hati-hati. Tapi saya sangat bersyukur bisa hidup," tutupnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya