Mengenal Diet Ketogenik, Diet Paling Hit di 2016

Diet ketogenik jadi diet yang paling dicari sepanjang 2016 di mesin pencari Google.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 19 Des 2016, 12:45 WIB
Diterbitkan 19 Des 2016, 12:45 WIB
Atur Waktu Makan Kunci Sukses Diet Anda
Untuk mewujudkan diet sempurna bukan dilihat dari kuanitas makanan yang Anda makan saja, namun perhatikan juga waktu makan Anda.

Liputan6.com, Jakarta Diet ketogenik jadi diet yang paling dicari sepanjang 2016 di mesin pencari Google. Diet yang disusun untuk penderita epilepsi pada 1920-an ini kini juga populer di kalangan para penggila fitnes, model, serta body builder.

Mengutip laman Health.com, diet ketogenik adalah mengatur asupan makanan yang kalori hariannya berasal dari 75 persen hingga 90 persen lemak, enam persen hingga 20 persen protein, dan dua persen hingga lima persen karbohidrat.

Artinya, para pelaku diet ini tetap bisa makan daging merah, ayam, ikan, makanan laut, telur, butter, minyak, avokad, serta sayuran dengan kadar karbohidrat rendah seperti bayam, kale, dan selada. Mereka pun masih boleh mengonsumsi olahan susu seperti yoghurt secukupnya.

Dahulu diet ketogenik disusun untuk mengontrol kejang epilepsi sebelum obat untuk mengatasi kejang ditemukan. Namun kemudian pola makan ini juga digunakan untuk menurunkan berat badan. Caranya dengan lebih mengandalkan lemak ketimbang karbohidrat sebagai bahan bakar utama tubuh dalam beraktivitas (ketosis).

Setelah tiga atau empat hari mengaplikasikan diet ketogenik, cadangan karbohidrat yang disebut glikogen akan habis dan ketosis menggantikannya. Kondisi ini akan memicu berkurangnya berat badan dan fisik akan terlihat lebih langsing.

Keuntungan diet ketogenik ialah tidak membuat pelakunya lapar karena masih diperbolehkan mengonsumsi lemak yang mengenyangkan dan ketosis terbukti mengurangi selera makan. Anda berminat untuk mencoba?

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya