Saat Kebutuhan Tidak Terpenuhi, Potensi Selingkuh Besar

Kebutuhan tersebut tak terkait aktivitas seksual saja, tapi bisa karena kebutuhan emosional tidak terpenuhi sehingga seseorang selingkuh.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 31 Jan 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2017, 13:00 WIB
Selingkuh
Kebutuhan tersebut terkait aktivitas seksual saja, tapi bisa juga karena kebutuhan emosional tidak terpenuhi sehingga seseorang selingkuh.

Liputan6.com, New York- Setiap orang memiliki harapan-harapan tertentu terhadap pasangan. Ketika hal tersebut tidak dipenuhi, potensi pasangan selingkuh pun timbul.

"Biasanya, seseorang selingkuh karena kebutuhannya dalam pernikahan tidak terpenuhi," kata terapis hubungan dan seks, Megan Fleming.

Fleming tidak membatasi kebutuhan tersebut terkait aktivitas seksual saja, tapi bisa juga karena kebutuhan emosional tidak terpenuhi. Misalnya tidak dipenuhi kebutuhan diperhatikan dan disayang.

Sekitar 47 persen pria mengaku selingkuh karena tidak puas secara emosional. Hal ini terungkap saat konselor pernikahan, Gary Neuman, mewawancarai 200 pria yang selingkuh dan tidak.

"Budaya kita mengatakan semua pria butuh seks agar bahagia. Namun faktanya emosi juga," kata Neuman seperti mengutip redbookmag, Selasa (31/1/2017).

Terkait kebutuhan emosi, sayangnya pria tidak mampu mengungkapkan keinginan hal ini kepada wanita. Kaum adam merasa lebih sulit mengekspresikan perasaan meski kepada istrinya sendiri. "Banyak pria merasa tidak jantan jika meminta pasangan untuk menepuk-nepuk punggung atau bentuk perhatian lain," kata Neuman.

Oleh karena ita Neuman menyarankan bagi pasangan untuk menciptakan hubungan pernikahan yang saling memuji dan memperhatikan satu sama lain. Hal ini bisa mendukung kesetiaan dalam hubungan pernikahan. Sehingga potensi selingkuh bisa diminimalisir. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya