Liputan6.com, Jakarta "Coba lihat timbangan, cokelatnya sudah 300 gram belum?" tutur seorang wanita sambil jari tangannya menggerakkan bahasa isyarat, seperti yang biasa digunakan para tunarungu ketika berkomunikasi.Â
Tiga-empat lima anak di depannya melongok penunjuk angka di timbangan kecil di depan mereka. Beberapa menjawab dengan bahasa isyarat sembari berusaha mengucapkan, "Masih 260 gram."
Baca Juga
Ketika bubuk cokelat ditambahkan lagi, salah satu anak menggerakkan jari tangan sembari berusaha berkata, "Sudah 300 gram."Â
Advertisement
Acara ngabuburit pada Kamis, 15 Juni 2017 sore di SMP Luar Biasa dan SMA Luar Biasa Santi Rama Jakarta kali ini sedikit berbeda dari hari biasanya. Bersama komunitas memasak Cookpad, sekitar 60-an siswa tunarungu di sekolah ini belajar memasak.
Ada yang semangat memasak kue manis, tidak sedikit yang antusias melihat proses masak ayam betutu. Tak cuma itu, para siswa juga diajari membuat brownies dan choco crunch.
"Aku senang sekali membuat cokelat. Tapi aku tidak bisa membuat yang ayam betutu," kata salah satu siswa kelas VIII, Jojo, lewat teks saat ditanyai Health-Liputan6.com.
Salah satu siswi lain kelas X, Metha, lebih tertarik membuat roti manis. "Aku sangat senang dapat pengalaman baru," tulisnya saat ditanya lewat teks.
Â
Cookpad sebagai inisiator kegiatan memasak bersama ini sengaja memilih SMP Luar Biasa dan SMA Luar Biasa Santi Rama Jakarta. Mereka ingin mengajak anak-anak istimewa di sekolah ini agar semangat memasak.
"Kami ingin empower people to cooking, termasuk bagi teman-teman kita di sini bahwa semua orang itu bisa masak," kata CEO Cookpad, Soegianto, di lokasi yang sama.Â
Â
Saksikan video menarik di bawah iniÂ