Psikolog: Penampar Petugas Bandara Punya Masalah Emosional

Kita jarang menyadari tanda-tanda masalah emosional dan kesehatan jiwa yang sedang terganggu.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Jul 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2017, 09:30 WIB
Berkacamata Hitam, Istri Jenderal Penampar Petugas Bandara Diperiksa Polisi
Istri dari Brigjen Purn Johan Sumampouw, Joyce Warouw diperiksa terkait penamparan terhadap petugas aviation security Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/7). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Kasus penamparan terhadap petugas AVSEC di Bandara Sam Ratulangi, Manado, barangkali dapat dijadikan cerminan bahwa individu dengan masalah kesehatan jiwa lebih sensitif dan gampang marah.

Menurut psikiatri dari Klinik Psikosomatik Rumah Sakit OMNI, Tangerang, dr Andri SpKJ FAPM, kurang tepat jika kasus penamparan itu dikatakan karena alasan usia tua, maka semakin sulit untuk mengendalikan emosi. Walaupun pelakunya memang wanita yang sudah berumur.

"Sebenarnya, bukan masalah semakin ke mari semakin banyak orang yang ringan tangan dan suka mencaci. Tapi sebenarnya memang, masalah emosional ini banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya kita yang tidak menyadarinya," kata Andri.

"Contoh, dulu orang-orang mengebut di jalan raya, sopir-sopir angkot yang tidak peduli memarkirkan kendaraan (bahkan berhenti di tanda setop). Padahal, ketidakpedulian ini seringkali menimbulkan masalah-masalah yang berhubungan dengan sosial," kata Andri menambahkan.

Gara-gara dihadapkan dengan kondisi tersebut, kita dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata tidak pantas. Bahkan, tidak sedikit dari kita yang berani keluar dari mobil, kemudian mengeluarkan semua amarah yang terpendam.

"Kita gampang marah seperti itu. Mungkin karena keseimbangan atau kesehatan jiwanya sedang terganggu. Sehingga saat itu, saat dia mengalami masalah kesehatan jiwa, dia jadi lebih mudah sensitif, lebih mudah tersinggung, dan lebih gampang tersulut emosinya yang bahkan oleh hal-hal kecil," kata Andri menjelaskan.

Sebenarnya, ujar Andri, banyak di antara kita yang jiwanya tidak sedang dalam keadaan sehat. Dalam kondisi demikian, kita tidak mampu berpikir positif tentang diri sendiri dan orang lain. Juga tidak mampu beradaptasi dengan keadaan.

"Ketika dihadapkan dengan keadaan yang membuat dia itu mau marah, mau kesal, dan langsung bereaksi dan merespons terhadap keadaan tersebut," kata Andri lagi.

Sementara untuk kasus penamparan yang dilakukan oleh seorang ibu terhadap petugas bandara, rasanya bukan sesuatu yang begitu saja dihubungkan dengan semakin tua orang maka semakin sulit diatur.

"Karena pada dasarnya, kalau kita melihat perkembangan psikologis secara sosial, harapan orang terhadap orang tua malah semakin tinggi. Orang tua dianggap sebagai orang yang sudah lebih bijaksana, mampu mengendalikan emosi, dan mampu untuk menjadi suri tauladan," kata Andri.

"Justru, orang tua harus menjadi sosok yang lebih baik. Baik dalam bertutur kata, berperilaku, dan bertindak," ia menegaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya