Apa Itu Sindrom Putri Tidur?

Remaja asal Banjarmasin yang tertidur belasan hari sejak 10 Oktober lalu diduga mengalami Kleine-Levin syndrome atau sindrom Putri Tidur.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2017, 18:00 WIB
Tidur Nyenyak Tidur Pulas
Ilustrasi Foto Tidur (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan seorang remaja asal Banjarmasin bernama Siti Raisa Miranda (13) yang tidur selama lebih dari dua minggu.

Siswi kelas 1 SMP yang akrab disapa Icha itu diduga terkena Kleine-Levin syndrome atau sindrom Putri Tidur, penyakit syaraf yang langka di mana penderita tidak bisa mengontrol rasa kantuk.

"Sampai saat ini tidak ada yang tahu penyebab penyakit ini," kata praktisi kedokteran tidur dr. Andreas Prasadja kepada ANTARA News, Sabtu.

"Penyakit ini diawali dengan gejala hypersomnia atau kantuk berlebihan bahkan jika terjadi serangan episode bisa enam hari, beberapa minggu, bahkan satu bulan, terus hilang kemudian tidak tahu kapan bisa muncul kembali," sambung dia.

Uniknya, menurut Andreas, penderita sindrom Putri Tidur tidak mengalami gangguan pada organ vitalnya. "Tekanan darah, fungsi jantung semua normal," ujar dia.

Sindrom ini biasa muncul pada usia remaja dan jarang sekali ditemukan.

"Bisa bangun tapi tidak terjaga, kesadarannya tidak penuh. Disuruh makan, mandi, bisa saja, tapi kemudian tidur lagi," kata Andreas.

Hingga kini belum ada pengobatan untuk sindrom sejenis ini.

"Hanya pengobatan simptomatik untuk mengurangi rasa kantuknya dan memuaskan selera makan karena ada gangguan perilaku juga, saat terjaga selera makan tinggi sekali," ujar Andreas.

Untuk kasus Icha, Andreas menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan yang komprehensif dari seluruh tim dokter, mulai dari dokter saraf hingga psikiatri karena banyak penyakit lain yang juga ditandai dengan hypersomnia, bukan hanya sindrom Putri Tidur.

(Arindra Meodia/AntaraNews) 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya