Upaya Bio Farma Memutus Rantai Penularan Difteri

Inilah yang dilakukan Bio Farma supaya rantai penularan difteri di Indonesia terputus.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Des 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 12:30 WIB
Difteri
Seorang mahasiswa saat disuntik vaksin difteri di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Kamis (14/5). Ratusan mahasiswa/wi yang berusia di bawah 19 tahun mendapatkan imunisasi (Td) sebagai antisipasi mewabahnya penyakit difteri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Bio Farma memastikan kebutuhan vaksin yang mengandung komponen difteri dapat terpenuhi. Vaksin yang dibutuhkan untuk memutuskan penularan difteri itu terdiri atas vaksin DT, Td, dan DTP-HB-Hib.

Baca juga: Saat Para Mahasiswa Disuntik Vaksin Difteri

Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan vaksin tersebut tersedia untuk program imunisasi ulang atau Outbreak Response Immunization (ORI) difteri yang akan dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu pada Desember 2017, Januari 2018, dan Juli 2018.

“Kami akan mempersiapkan tambahan stok vaksin yang mengandung komponen difteri untuk ORI Desember 2017 sebanyak 35 ribu vial vaksin DT, 10ds dan 102 ribu vial vaksin Td 10ds," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 15 Desember 2017.

Baca juga: Menkes: Difteri Menular, Berbahaya dan Mematikan

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Persiapan Imunisasi Ulang Vaksin Difteri

Difteri
Mahasiswi saat disuntik vaksin difteri di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Kamis (14/5). Ratusan mahasiswa/wi yang berusia di bawah 19 tahun mendapatkan imunisasi (Td) sebagai antisipasi mewabahnya penyakit difteri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sedangkan untuk 2018, ucap dia, di luar pembelian rutin pemerintah untuk program imunisasi nasional, Bio Farma akan menambahkan pasokan vaksin yang mengandung komponen difteri masing-masing sebanyak 1.2 juta vial vaksin DT 10ds, 7 juta vial vaksin Td 10ds, dan 4 juta vial vaksin DTP-Hb-Hib.

“Total kebutuhan pemerintah untuk program ORI pada bulan Desember 2017 sebanyak 130 ribu vial vaksin DT 10ds, 760 vial vaksin Td dan 1,4 juta vial vaksin DTP-Hb-Hib," kata Bambang.

Dari jumlah tersebut terdapat tambahan vaksin dari Bio Farma masing-masing 35 ribu vial vaksin DT 10ds dan 102 ribu vial vaksin Td 10ds.

"Sedangkan untuk vaksin DTP-HB-Hib, stok pemerintah masih mencukupi," ujar dia.

 


Kebutuhan Imunisasi Ulang Difteri di 2018 dari Bio Farma

Difteri
Ekspresi Mahasiswi saat disuntik vaksin difteri di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Kamis (14/5). Ratusan mahasiswa/wi yang berusia di bawah 19 tahun mendapatkan imunisasi (Td) sebagai antisipasi mewabahnya penyakit difteri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bambang menambahkan, untuk kebutuhan imunisasi ulang difteri pada 2018, Bio Farma akan menyediakan vaksin DT 10ds sebanyak 1.2 juta vial, vaksin Td10 ds sebanyak 7 juta dosis dan DTP-Hb-Hib sebanyak 4,5 juta dosis.

Jumlah tersebut di luar kebutuhan program Imunisasi rutin pemerintah.

Berkaitan dengan pengobatan pasien difteri yang menggunakan Anti Difteri Serum (ADS), Bio Farma akan memberikan bantuan untuk Kementerian Kesehatan sebanyak 700 vial, yang di impor dari India.

Pengadaan ADS yang diimpor berkaitan dengan peningkatan dan pengembangan kapasitas ADS produksi di Bio Farma, sehingga kapasitas produksi belum dapat menghasilkan secara penuh.

(Huyogo Simbolon)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya