Liputan6.com, Jakarta Media sosial lekat dengan kehidupan sehari-hari, mendapatkan kabar terbaru dari teman lama atau yang tinggal di luar kota kini cukup sekali ketuk di layar ponsel atau komputer. Tetapi, bermain media sosial yang tidak tepat bisa menimbulkan stres atau depresi kepada penggunanya.
Psikiater dr. Dharmawan Purnama, kepada ANTARA News, hari ini, menyatakan butuh pengendalian diri ketika berselancar dalam media sosial.
Baca Juga
Ia mencontohkan foto-foto pada media sosial, jika tidak disikapi dengan bijak, dapat menimbulkan rasa gagal kepada orang lain yang melihatnya.
Advertisement
“Ada yang merasa dirinya tidak berharga, gagal, karena dia membandingkan dirinya dengan teman-teman, yang dia anggap sukses,” kata Dharmawan.
Tidak jarang orang rela melakukan apa pun demi “tampil” di media sosial, misal berhutang agar bisa berjalan-jalan dan mengunggah foto-fotonya di media sosial. Perilaku tidak bijak seperti itu, menurut Dharmawan, dapat menimbulkan masalah kesehatan mental.
Saksikan juga video berikut ini:
Rambu-rambu bermedia sosial
Agar tidak mengalami masalah mental atau stres bahkan depresi, Dharmawan memberikan rambu-rambu dalam menggunakan media sosial sewajarnya.
1. Batasi waktu
Ketika hari atau jam kerja, batasi menggunakan media sosial agar dapat fokus ke pekerjaan. Sebagai contoh, tidak perlu memantau grup percakapan, selama tidak berhubungan dengan pekerjaan, selama jam kerja.
2. Hindari bergosip
Jika media sosial hanya digunakan untuk bergosip, sebaiknya tidak perlu membuat media sosial.
3. Produktif
Setiap orang, kata Dharmawan, sebaiknya memiliki hobi atau mainan yang membuat dirinya produktif. Hal tersebut juga berlaku ketika mengakses media sosial, gunakan untuk hal yang produktif, misalnya berjualan atau membangun jejaring.
(Natisha Andarningtyas/AntaraNews)
Advertisement