Liputan6.com, Jakarta Bersantai di sauna tidak hanya terasa enak, tapi juga mempengaruhi jantung dan pembuluh darah Anda dengan cara yang mirip dengan olahraga ringan.
Itulah temuan sebuah studi baru yang menguji efek sesi sauna 30 menit. Para periset mengatakan hasil mereka dapat membantu menjelaskan mengapa orang yang secara teratur menggunakan sauna cenderung memiliki penurunan risiko penyakit jantung bahkan demensia.
Baca Juga
Rata-rata, pengguna sauna mengalami penurunan tekanan darah dan "kekakuan" arteri segera setelah mandi air panas. Mereka juga menunjukkan peningkatan denyut jantung yang serupa dengan efek dari olahraga ringan, dikutip dari laman Webmd, Kamis, (18/0/2018).
Advertisement
"Meskipun belum sepenuhnya jelas, panas sauna adalah satu faktor utama," kata peneliti Tanjaniina Laukkanen, dari Universitas Finlandia Timur, di Kuopio.
Â
Saksikan juga video berikut ini:Â
Â
Â
Panas menghasilkan keringat
"Itu seperti efek diuretik alami - menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban kerja jantung," jelas Laukkanen. Selain itu, sauna juga memberi sensasi rileks.
Dalam penelitian tahun lalu, tim Laukkanen menemukan bahwa pria yang sering menggunakan sauna memiliki tingkat penyakit jantung dan Alzheimer yang lebih rendah daripada mereka yang jarang ke sauna.
Baik penyakit jantung dan demensia memiliki beberapa faktor risiko umum, seperti tekanan darah tinggi. "Baik jantung dan otak membutuhkan fungsi pembuluh darah yang baik," kata Laukkanen.
Jadi, tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah sesi sauna memiliki efek positif pada pembuluh darah dan fungsi jantung.
Para peneliti merekrut 102 orang berusia 40 dan 50 tahun yang tidak memiliki penyakit jantung namun memiliki faktor risikonya, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi atau obesitas. Setiap peserta mengadakan sesi sauna tunggal dengan gaya tradisional Finlandia - panas kering yang mencapai 160Â derajat Fahrenheit.
Rata-rata tekanan darah pengguna sauna turun tujuh poin dan arteri mereka menjadi lebih "elastis" (berdasarkan tes non-invasif). Selain itu, detak jantung mereka meningkat dari rata-rata 65 denyut per menit sebelum sesi sauna menjadi 81 denyut sesudahnya.
Hal ini masuk akal menurut Dr Joshua Liberman, seorang kardiolog dan gubernur dari American College of Cardiology di Wisconsin. Dia menunjuk contoh penerapan panas pada sendi yang sakit.
"Kita tahu bahwa penerapan panas, secara lokal, menyebabkan pembuluh darah mengendur dan aliran darah meningkat," jelasnya.
Dia menambahkan, "Masuk akal bahwa, dari waktu ke waktu, efek fisiologis ini akan bermanfaat."
Advertisement
Haruskah ke Sauna Setiap Hari?
Jadi, apakah setiap orang harus pergi ke sauna setiap hari?
Tidak, menurut Liberman, bukan panas saja yang penting. Faktanya, orang yang sejenak berhenti dari aktivitas penatnya dan membuat dirinya rileks, ditambah kegiatan rutin ke sauna mungkin tidak cukup, katanya.
Laukkanen juga mengakui bahwa sesi sauna merupakan bagian dari kehidupan di Finlandia, tapi tidak begitu bagi negara lain.
Ia berpesan, orang-orang yang memiliki penyakit jantung, atau kondisi kesehatan utama lainnya yang ingin pergi sauna, harus konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Terutama orang yang minum obat untuk menurunkan tekanan darah. "Mereka perlu berhati-hati," katanya. Itu karena tekanan darah akan turun drastis setelah dari sauna dan bisa menyebabkan pusing atau pingsan.
Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Preventive Cardiology edisi Januari dan secara daring di Journal of Human Hypertension.