Kontroversi The Shape of Water, Pemenang Film Terbaik di Piala Oscar 2018

Walaupun menyandang 13 nominasi Oscar 2018, film The Shape of Water ternyata tidak lepas dari kontroversi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Mar 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2018, 12:00 WIB
The Shape of Water
The Shape of Water. (Fox Searchlight Pictures)

Liputan6.com, Jakarta The Shape of Water, film penyandang 13 nominasi Piala Oscar 2018 ini ternyata tidak lepas dari masalah. Terutama dengan mereka yang memiliki masalah disabilitas.

Dilansir dari Huffington Post, Senin (5/3/2018), Elsa Sjunneson-Henry, penulis dan editor fiksi, awalnya tidak sabar untuk menonton Shape of Water, film fiksi ilmiah dengan protagonis penyandang disabilitas.

Protagonisnya, Elisa yang dibintangi Sally Hawkins, perempuan bisu yang bekerja sebagai pembersih di sebuah laboratorium rahasia pemerintah. Kehidupannya berubah saat dia menemukan makhluk air seperti manusia, yang diperankan oleh Doug Jones.

Awalnya, Elsa mengira bahwa film tersebut bercerita tentang penyelamatan makhluk tersebut. Namun, yang dia dapatkan malah kisah cinta tentang karakter disabilitas dengan makhluk tersebut. Sebuah adegan menceritakan bahwa makhluk yang disebut Amphibian Man itu tidak melihat kekurangan dari si protagonis, tetapi melihat dia apa adanya.

Adegan itu romantis dan memberikan pelajaran untuk tidak melihat dari fisik saja, tapi menurut Sjunneson-Henry, adegan ini membuat penyandang cacat dianggap tidak manusiawi.

Selain itu, adegan terakhir di mana sang monster mengubah Elisa yang sekarat untuk menjadi seperti dirinya, menimbulkan kontroversi.

Kim Sauder, penyandang gelar Ph.D. dari studi kecacatan kritis yang juga mengalami disabilitas mengatakan, The Shape of Water adalah fantasi romantis yang beracun.

Menurut Sauder, cerita tersebut berpesan untuk mereka yang mengalami disabilitas, menemukan pasangan itu langka. Mereka juga harus berpegang pada siapa pun yang memilih mereka, sekalipun dia monster.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

Sebuah Masalah untuk Piala Oscar 2018

The Shape of Water
The Shape of Water. (Fox Searchlight Pictures)

Pembuat film dan aktivis Dominick Evans, mengatakan, bahwa pesan Elisa perlu "diperbaiki" atau "disembuhkan" untuk menemukan cinta sejati adalah sebuah masalah.

Menurut Evans yang memiliki atrofi otot tulang belakang, sebuah cacat neuromuskular progresif ini, pesan tersebut membuat orang dengan disabilitas menjadi manusia kelas dua.

"Saya kenal orang-orang cacat lain yang mencoba bunuh diri karena menginternalisasi pesan-pesan ini. Mereka tidak pergi ke sekolah, tidak punya hubungan, hanya duduk-duduk menunggu untuk disembuhkan atau mati," kata Evans.

Beberapa orang dengan badan sehat berpendapat itu hanyalah film. Namun, bagi Evans dan Sjunneson-Henry menegaskan, narasi semacam ini punya konsekuensi di kehidupan nyata.

"Dikatakan bahwa tanpa disembuhkan, kita tidak akan dicintai atau bermanfaat bagi manusia lain," ujar Evans, "dan masyarakat menyerap itu."

Sjunneson-Henry mengatakan bahwa beberapa orang telah menanggapi perasaannya tentang film tersebut dengan kemarahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya