Liputan6.com, Jakarta Gagal ginjal kronis atau yang disebut chronic kidney disease (CKD) termasuk kategori penyakit ginjal menahun. Dalam hal ini, gagal ginjal kronis tidak dapat menurun stadiumnya.
"Gagal ginjal kronis stadiumnya dari 1 sampai stadium 5. Kalau sudah gagal ginjal kronis stadium 3, tidak mungkin turun jadi stadium 2. Intinya, stadium gagal ginjal kronis (apalagi stadium lanjut) tidak pernah bisa kembali ke stadium awal," ungkap Taralan Tambunan, staf divisi nefrologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam acara "Kidney City Tour" di Jakarta Aquarium Neo Soho, Jakarta, Minggu (18/3/2018).
Baca Juga
Agar pasien gagal ginjal kronis dapat bertahan hidup, ada terapi yang bisa dilakukan. Dua terapi untuk mengatasi gagal ginjal kronis tersebut seperti Peritoneal dialysis (PD) dan hemodialiysis.Â
Advertisement
Peritoneal dialysis (PD) adalah terapi yang menggunakan lapisan perut (membran peritoneal) untuk menghilangkan racun dari dalam aliran darah. Terapi dilakukan tiga sampai empat kali dalam setiap sesi.
Ada juga terapi hemodialysis (HD). Darah pasien gagal ginjal dikirim ke alat filter (penyaringan) untuk menghilangkan racun dari dalam tubuh. Setelah itu, darah akan dikembalikan ke dalam tubuh pasien--dalam bentuk darah bersih. HD dilakukan di rumah sakit sebanyak tiga kali seminggu selama 4-5 jam per sesi.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Jaga fungsi ginjal
Tambunan melanjutkan, pasien gagal ginjal kronik harus menjaga fungsi ginjal tetap baik. Tak hanya rajin melakukan terapi saja, pasien perlu kontrol teratur.
"Untuk menstabilkan fungsi ginjal tidak turun perlu kontrol teratur," lanjutnya.
Kontrol yang teratur sebagai cara memantau kondisi ginjal. Namun, pasien gagal ginjal kronis yang sudah mencapai stadium 5, tidak dapat disembuhkan. Ginjal hanya bisa berfungsi kurang dari 15 persen.
Advertisement