Kapan Waktu Terbaik Makan Sebelum Olahraga?

Dokter Ade Jeanne L. Tobing, spesialis kedokteran olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga mengungkap waktu terbaik untuk makan sebelum olahraga.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Apr 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 09:30 WIB
Sarapan Pagi Makan Pagi Breakfast
Waktu terbaik untuk makan berat sebelum berolahraga adalah empat jam. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Waktu terbaik untuk makan berat sebelum berolahraga adalah empat jam. Hal ini dinyatakan oleh dr. Ade Jeanne L. Tobing, dokter spesialis kedokteran olahraga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga ketika ditemui Health-Liputan6.com di kawasan Menteng, Jakarta pada Rabu (11/4/2018).

"Waktu yang tepat sekitar tiga sampai empat jam. Karena makanan di lambung baru turun ke usus setelah empat jam," kata Ade di tengah kampanye Anlene "Ayo Indonesia Bergerak".

Walaupun begitu, makancamilan atau makanan kecil masih diperbolehkan sebelum olahraga.

Terutama, apabila Anda ingin berolahraga di pagi hari namun tidak sempat sarapan.

"Misalnya roti satu, pisang boleh. Namun ini tergantung tujuan berolahraga," kata Ade menambahkan.

Menurut Ade jika ingin membakar lemak, dalam keadaan berpuasa pun tidak masalah. Malah hal itu akan mengeluarkan gula dalam tubuh.

"Di dalam tubuh kita kan ada gula. Dalam otot tersimpan banyak. Sehingga itu kan yang dikeluarkannya. Saat kita puasa kan dianjurkan untuk berolahraga pas mau buka," kata Ade.

Ade juga mengatakan untuk tidak langsung olahraga tepat setelah sahur. "Jangan pas setelah sahur. Itu bahaya bisa keram otot perut, karena masih ada makanan" tambahnya. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Olahraga cara tangkal gaya hidup sedentary

Berapa Kali Anda Berolahraga dalam Seminggu Agar Hidup Lama?
Ingin panjang umur? Ini rahasianya berapa kali Anda harus berolahraga dalam seminggu, simak ini. (iStockphoto)

Berolahraga jadi salah satu cara terbaik menangkal gaya hidup sedentary atau kurang bergerak.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, 24,1 persen penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentary lebih dari enam jam sehari.

World Health Organization menyatakan, gaya hidup semacam ini, menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan dunia.

Ines Yumahana Gulardi, Senior Nutrition Manager Fonterra Brands Indonesia mengatakan, masyarakat Indonesia harus bergerak aktif untuk melawan gaya hidup tidak aktif.

"Kunci untuk gaya hidup yang lebih sehat adalah dengan mempraktikkan olahraga rutin dan memilih pola makan yang sehat dan seimbang," tambah Ines.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya