Liputan6.com, Jakarta Amarik Fakhri Marliansyah, 18 tahun, mengaku, siap menghadapi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang akan dilaksanakan pada 8 Mei 2018.
Selain tekun belajar dengan terus mengulang semua materi yang dipelajari setiap hari, remaja yang akrab disapa Arik ini juga sudah mempersiapkan mentalnya.
Advertisement
Baca Juga
"Mental itu perlu. Jangan sampai saat SBMPTN berlangsung, sudah pingsan duluan padahal baru melihat soal doang," kata Arik melalui sambungan telepon pada Rabu, 18 April 2018.
Advertisement
Siang tadi saja, kondisi Arik sedang belajar. Untuk sekarang, Paskibraka Nasional 2016 dari DKI Jakarta merelakan waktu bermain yang terbuang, supaya fokus pada SBMPTN 2018. Sebab, jurusan yang dia pilih boleh dibilang berat dan banyak saingannya.
"SBMPTN ambil mesin elektro UI (Universitas Indonesia) dan Undip (Universitas Diponegoro)."
Â
Walaupun sekarang sedang fokus untuk SBMPTN 2018, Arik tidak dapat memungkiri bahwa hati kecilnya lebih condong ke sekolah kedinasan, Akademi Militer (Akmil).
"Milih kedinasan dulu. Kalau misalnya belum jodoh, bisa berjuang di negeri," ujar Arik.
 Saksikan juga video menarik berikut:
Alasan Memilih Akmil
Alasannya tidak muluk-muluk. Arik tidak mau merepotkan kedua orangtua, dan kalau bisa langsung dapat kerja setelah tamat dari bangku perkuliahan.
"Masuk sekolah kedinasan itu punya jenjang karier yang sudah pasti, sudah ada ikatan dinas, dan tidak perlu cari-cari perusahaan dan melamar kerja."
Lagipula untuk Akmil ini, Arik dan seluruh anggota Paskibraka Nasional 2016 memperoleh sedikit bantuan dari sang kakak pembina.
"Bantuannya berupa pembinaan. Jadi, kami yang mau masuk Akmil, sudah mendapat pembinaan dan pembekalan, supaya saat tes nanti tidak kaget," kata Arik.
Melalui pembekalan itu juga, Arik jadi tahu kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
"Kalau dari hasil yang kemarin itu, katanya, kelebihan saya ada di kecerdasan di atas rata-rata. Sementara kekurangan saya, kalau punya niat hanya semangat di awal, di tengah-tengah sudah habis. Terus saya suka memendam perasaan sendiri," kata Arik.
Tekad Arik untuk masuk sekolah kedinasan ini sudah sangat bulat. Seandainya nanti dia dinyatakan lulus SBMPTN 2018 dan Akmil, Arik memilih mengambil Akmil. "Saya memilih Akmil dengan kelebihan dan kekurangannya," kata siswa SMA Negeri 78 Jakarta Barat ini.
Menurutnya, semua yang dia kerjakan sekarang sudah mendapat restu ayah dan ibu. Keduanya amat mendukung apa pun keputusan buah hati tercinta. Bahkan sang ayah yang meminta Arik untuk ikut SBMPTN 2018.
"Ngerinya kalau gagal di sini malah menganggur setahun. Kata papa, mau ngapain nganggur satu tahun? Mending cari jalur yang lain juga," kata Arik.
Â
Advertisement
Tahun Ini Gagal Akmil, Tahun Depan Coba Akpol
Selain itu, Arik akan tetap mengikuti tes masuk sekolah kedinasan jika ternyata tahun ini tidak lulus Akmil. Hanya saja mengambil ranah yang lain.
"Kalau ternyata saya diterima PTN, tahun depan tetap mengulang tes sekolah kedinasan, tapi Akpol (Akademi Kepolisian)," kata Arik menjelaskan.
Sebenarnya, keluarga besar meminta Arik untuk jadi polisi saja bukan tentara. Lantaran salah seorang pamannya ada yang menjadi polisi.
Namun, di sisi lain, orangtuanya juga tak mau kalau Arik melepas kesempatan yang datang dari pembinanya. Semua dicoba, tinggal menunggu hasil terbaik yang Tuhan berikan.
"Pada akhirnya, terserah saya, dan keluarga ikut saja," ujarnya.