Liputan6.com, Jakarta Data yang dihimpun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan per 1 April 2018 menyatakan, sekitar 75 persen penduduk Indonesia sudah terlayani oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS. Hal ini diungkap oleh Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di Seminar Hari Kesehatan Nasional di Jakarta, Rabu (2/5/2018).
"Sampai 1 April 2018 sudah mencakup 165,1 juta jiwa atau kurang lebih 75 persen dari total penduduk Indonesia," kata Nila dalam acara yang bertajuk "Achieving Universal Health Coverage: Escalate Quality, Minimize Inequity" tersebut.
Baca Juga
Cakupan kepesertaan sendiri telah meliputi mereka yang Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebesar 22,3 juta jiwa dan peserta yang didaftarkan oleh pemerintah daerah 25 juta jiwa, dan non-PBI 78 juta jiwa.
Advertisement
Menkes sendiri menargetkan Universal Health Coverage di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 95 persen atau sekitar 257,5 juta jiwa.
Nila mengatakan peserta BPJS PBI sendiri meningkat pada tahun 2018, yaitu sebanyak 92,4 juta jiwa dari sebelumnya 86,4 juta jiwa.
"Sebagai upaya bentuk dalam meningkatkan akses masyarakat miskin dan tidak mampu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerintah sesuai amanat Undang-Undang Dasar tahun 45, Undang-Undang 40 tahun 2004, mendaftarkan, membayarkan, iuran bagi fakir miskin dan masyarakat tidak mampu," kata Nila menambahkan.
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Diakui WHO
Keberhasilan JKN di Indonesia sendiri telah mendapat pengakuan dari World Health Organization atau (WHO). Hal ini diungkapkan oleh Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan.
Menurutnya, hal ini sangat tidak biasa bagi sebuah negara untuk mencapai target yang dianggapnya sangat ambisius ini.
"Saya terkesan dan senang," ujar Paranietharan di seminar tersebut.
Paranietharan mewakili WHO memberikan selamat kepada pemerintah dan Kementerian Kesehatan di Indonesia atas pencapaian ini.
Advertisement