Usah Risau Saat Anak Lebih Nyaman Main Sendiri Ketimbang Ramai-Ramai

Saat anak lebih senang main sendiri di rumah ketimbang bersama teman-temannya, perlukah orangtua risau?

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mei 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 17:15 WIB
Ilustrasi zat-zat berbahaya yang mudah dijangkau anak-anak (iStock)
Anak Kita Terkadang Lebih Nyaman Main Sendiri Dibanding Sama Teman-temannya (Ilustrasi/iStock)

Liputan6.com, Jakarta Orangtua seringkali berupaya membawa si Kecil ke tempat bermain anak, dengan harapan bisa sekalian belajar sosialisasi dengan anak-anak yang lain. Padahal, belum tentu anak suka, dan sebenarnya lebih senang main sendiri. 

Orangtua takut anak mereka menjadi pribadi egois karena terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Sebenarnya, perlukah orangtua khawatir akan hal itu?

 

Ternyata hal tersebut bukan sesuatu hal yang harus dikhawatirkan. Bisa jadi anak memang memiliki kepribadian introvert dan bukanlah hal yang harus 'diperbaiki'.

"Orangtua harus berusaha sangat keras untuk tidak menularkan ketakutan dan perasaan khawatir mereka pada anak-anak. Aku menemukan kecenderungan orangtua yang sangat ekstovert justru yang sangat khawatir melihat anaknya bermain sendiri atau hanya memiliki sedikit teman," ujar Sarah Ockwell-Smith, psikolog yang juga penulis buku Gentle Discipline, dikutip Fatherly pada Selasa, 15 Mei 2018.

Lebih suka bermain sendiri ini cenderung terjadi pada anak-anak usia dini. Anak-anak di bawah usia empat tahun akan sering terlibat dalam permainan paralel. Saat itulah ada dua atau tiga anak berada di ruangan yang sama bermain berdekatan satu sama lain.

 

Anak Main Sendiri Adalah Hal Normal

Ilustrasi Pengasuh Anak (iStock)
Haruskah Orangtua Khawatir Melihat Anak yang Suka Main Sendiri? (Ilustrasi/iStock)

Tetapi mereka bermain permainan yang ada sendirian, dan tidak terlibat dalam permainan yang sama. Seperti dua orang dewasa yang duduk di meja yang sama, tetapi masing-masing menatap ponsel mereka.

Permainan paralel memang sangat penting, karena akan merangsang anak anak bersosialisasi sebelum tahu mengenal norma sosial. Seiring waktu, anak-anak mulai memahami bahwa tidak semua orang berpikir dan merasakan hal yang sama.

" Anak balita sangat egosentris, mereka selalu beranggapan apa yang dipegang adalah miliknya. Membawanya di tempat bermain bersama dengan banyak anak akan memunculkan kecerdasasan emosi, di mana ia harus bergantian, berbagi mainan atau mengantri," ungkap Smith.

Penulis : Mutia / Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya