Cara Jitu Tangani Stunting: Perbaikan Akses Air Bersih dan Sanitasi

Stunting--kekurangan gizi kronis--bukan hanya menjadi permasalahan kesehatan saja. Penanganan pun tidak hanya pemberian biskuit bergizi atau asupan makanan lain.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Jul 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2018, 06:30 WIB
Sepatu Anak
Jika masyarakat sudah bisa mengggunakan akses air bersih dan sanitasi yang memadai, stunting dapat ditekan dan tidak terjadi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Stunting--kekurangan gizi kronis--bukan hanya menjadi permasalahan kesehatan saja. Penanganan pun tidak hanya pemberian biskuit bergizi atau asupan makanan lain.

Ada faktor pendukung lain untuk menangani stunting. Saat membuka acara 'Widyakarta Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI" Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menjelaskan upaya penanganan stunting.

"Perbaikan layanan kesehatan dasar, seperti akses air bersih dan sanitasi juga langkah menangani stunting. Jadi, bukan (hanya) permasalahan di sektor kesehatan. Semua kementerian dan organisasi juga ikut andil," kata Puan di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (3/7/2018).

Gizi juga berkaitan dengan lingkungan. Jika masyarakat sudah bisa mengggunakan akses air bersih dan sanitasi yang memadai, stunting dapat ditekan dan tidak terjadi. Kesehatan masyarakat terjamin baik.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:


Penurunan stunting terintegrasi

Kunjungan ke rumah balita kurang gizi di Kab. Sumbawa Barat
Dokumentasi Pencerah Nusantara

Puan menekankan, saat ini pemerintah sedang berupaya melakukan penurunan stunting secara terintegrasi yang difokuskan pada 100 kabupaten/kota dan 1.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2019, upaya intervensi juga dilakukan dengan penambahan 160 kabupaten/kota, terutama kabupaten/kota di Nusa Tenggara dan Papua.

Sasaran intervensi stunting pada tahun 2020 juga akan ditambah menjadi 390 kabupaten/kota dan 514 kabupaten/kota di tahun 2021.

"Untuk mencapai itu perlu kerjasama antar pemerintah pusat, daerah, desa, dan lembaga terkait lain," Puan menambahkan.

Adanya intervensi stunting terintegrasi bertujuan daerah yang punya kasus stunting dapat ditangani secara tepat. Misal, ada daerah dengan angka stunting tinggi, tapi akses air bersih ternyata belum maksimal dirasakan masyarakatnya.

 


Mutu kualitas SDM rendah

Puan Maharani
Menko PMK Puan Maharani bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, usai mengadakan rapat tentang penanganan masalah stunting di kantor Wapres, Jakarta, Rabu (8/9/2017) (Liputan6.com/ Putu Merta Surya Putra)

Dampak dari stunting, menurut Puan dapat menurunkan mutu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Ini dikarenakan perkembangan kecerdasan pada anak yang stunting terhambat.

"Yang muncul nanti generasi yang tidak punya daya saing bekerja. Terjadi penurunan daya saing dan rentan kena penyakit," Puan melanjutkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya