Kelompok Militan Somalia Ini Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Terlepas dari teror yang mereka sebarkan, kelompok militan ini ingin selamatkan lingkungan dari plastik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Jul 2018, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2018, 08:00 WIB
Serangan Bom Bunuh Diri di Somalia Tewaskan 19 Orang
Suasana di sekitar lokasi serangan bom bunuh diri di Mogadishu, Somalia, Kamis (15/6). Kelompok Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Kelompok militan Somalia Al-Shabaab yang terkait dengan jaringan Al-Qaeda, mengumumkan larangan penggunaan kantung plastik sekali pakai. Dilaporkan BBC, hal ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap kesejahteraan manusia dan hewan.

Melansir New York Post pada Senin (9/7/2018), kelompok tersebut dilaporkan juga melarang penebangan pada pohon-pohon langka.

Salah satu pimpinan kelompok itu, Mohammed Abu Abdullah meluncurkan kebijakan ramah lingkungan ini pada sebuah acara radio minggu lalu. Namun, belum jelas bagaimana mereka akan mengoperasikannya.

Menurut koran Inggris, The Independent, kemungkinan teror yang mereka sebarkan menjadi sebuah cara untuk kampanye ini berlangsung.

Diketahui, beberapa kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda sendiri memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan, terlepas dari kekejaman yang mereka lakukan.

Simak juga video menarik berikut ini:

 

Menjaga Lingkungan

Serangan Bom Bunuh Diri di Somalia Tewaskan 19 Orang
Petugas berjalan di dekat jenazah korban serangan bom bunuh diri di di Mogadishu, Somalia, Kamis (15/6). Kelompok Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (AFP Photo)

Pada 2011, ketika pasukan Amerika Serikat menyerbu tempat persembunyian Osama Bin Laden, mereka menemukan sebuah surat yang mendesak para pemimpin dunia untuk menjaga lingkungan dan bertindak go green.

Menurut Globalnews.ca., dia menulis bahwa perubahan iklim adalah bencana yang perlu ditangani.

Kelompok Al-Shabaab sendiri dilaporkan telah memasang bom truk yang menewaskan lebih dari 300 orang di ibu kota Somalia, Mogadishu pada Oktober 2017.

Kelompok itu juga secara terbuka melempari batu pada seorang wanita 30 tahun yang dicurigai melakukan perselingkuhan pada suaminya di bulan yang sama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya