Liputan6.com, Jakarta Gigitan anjing positif terinfeksi rabies bisa mengancama nyawa manusia. Virus rabies dari genus Lyssavarius akan mudah menyerang tubuh manusia, sehingga korban akan menunjukkan gejala terinfeksi penyakit itu.
Baca Juga
Advertisement
“Gejala (orang terinfeksi rabies) demam, tidak nafsu makan, takut cahaya, dan takut suara," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, Elizabeth Jane Soepardi.
"Masa inkubasi pada manusia 2-3 bulan setelah gigitan. Virus rabies masuk melalui luka gigitan, lalu menjalar ke saraf dan otak,” jelas Jane saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta beberapa waktu silam, ditulis Jumat (28/9/2018).
Namun, bila anjing positif rabies menggigit di area dekat kepala, penyebaran virus rabies bisa terjadi dalam beberapa hari. Hal ini karena masa inkubasi dapat terjadi cepat, tergantung lokasi gigitan.
Gigitan anjing rabies pada wajah dan tangan pun memicu virus rabies menjalar ke saraf dan otak manusia secara cepat seperti dilansir dari Medicine Net. Walau begitu, gigitan di semua lokasi harus diwaspadai.
Artikel ini ditulis untuk memperingati Hari Rabies Sedunia 2018, yang jatuh pada tanggal 28 September.
Simak video menarik berikut ini:
Korban lebih banyak anak-anak
Kasus rabies nyaris ada di seluruh negara di dunia. Sebanyak 95 persen kematian manusia akibat rabies terjadi di wilayah Asia dan Afrika.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2013 menyebutkan, setiap tahun rata-rata ada 55.000 korban meninggal karena rabies. Sebanyak 95 persen dari jumlah tersebut terjadi di Asia dan Afrika. Sekitar 30 hingga 60 persen korban adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Lebih dari 15 juta orang di seluruh dunia menerima vaksinasi (Vaksin Anti Rabies) setelah gigitan, dilansir dari laman WHO. Pemberian vaksin pada manusia ini diperkirakan mencegah ratusan ribu kematian rabies setiap tahunnya.
Advertisement