Ketahui Cara Mencegah Kematian Mendadak Saat Lari Maraton

Berdasarkan data yang ada, ada dua kemungkinan penyebab kematian mendadak saat lari maraton.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Nov 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2018, 18:00 WIB
20170506-Maraton Tak Sampai 2 Jam di Italia-AP
Sejumlah atlet bersaing dalam lari maraton di bawah 2 jam pada event Breaking2 di Sirkuit Monza, Italia, Sabtu (6/5). Breaking2 sendiri adalah inovasi NIKE untuk menembus batas waktu 2 jam dalam sebuah marathon. (AP Photo/Luca Bruno)

Liputan6.com, Inggris Dua peserta Cardiff Half Marathon 2018, McDonald (25) asal Cardiff dan Dean Fletcher (32) dari Exeter, Inggris mengalami serangan jantung setelah melintasi garis finish maraton. Nyawa keduanya tidak tertolong dan meninggal di University Hospital of Wales, London.

Ajang Cardif Half Marathon adalah kali pertama McDonald mengikuti maraton. Pria yang bekerja di Cardiff International White Water berlari bersama kekasihnya, dua saudara laki-lakinya, ipar laki-laki dan dua saudara sepupu perempuannya.. 

Sementara itu, Fletcher juga menjadi bagian tim maraton yang mengumpulkan dana untuk ilmu saraf, kesehatan mental, dan penelitian kanker di Cardiff International White Water. Ia sosok suami dan ayah yang luar biasa.

"Ini adalah tragedi bagi keluarga. Simpati tulus kami kepada keluarga dan teman-teman dari Ben dan Dean. Tim medis dan layanan gawat darurat sudah berupaya keras dengan profesionalisme tinggi. Semua orang yang ikut dengan maraton ikut berduka," ujar Direktur Eksekutif Run 4 Wales, Matt Newman, dilansir dari BBC, Kamis (22/11/2018).

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Persiapan medis

Jakarta Marathon 2018
Ribuan pelari mengikuti Jakarta Marathon 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/10). Ada lima nomor lari, yakni marathon (42,195 km), half marathon (21 km), 10 K, 5K, dan maratoonz (lari untuk anak-anak). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Newman tim penyelenggara acara sudah 100 persen puas dengan persiapan medis selama maraton. Penyelenggara acara punya tim yang terdiri dari 10 dokter dan penempatan tenaga medis dan St John's Ambulance sekitar 2,9 km.

Awal tahun 2018 ini, seorang kontestan MasterChef juga meninggal setelah pingsan di London Marathon. Pada Juni 2018, seorang pria 43 tahun meninggal saat ikut triathlon di Barry. Ia menderita serangan jantung.

"Kami tahu kadang-kadang orang menderita serangan jantung (saat maraton), tetapi kami benar-benar memastikan, setiap pelari diberitahu tentang semua hal yang mereka butuhkan soal kesehatan masing-masing. Itu termasuk pelatihan menyadari masalah kesehatan apa pun. Kami memberi tahu mereka tentag itu semua sebelum lari acara dimulai," lanjut Newman.

Riwayat penyakit jantung

Ekspresi Pelari Jakarta Marahthon saat Mencapai Garis Finish
Ekspresi sejumlah pelari saat mencapai garis finis Jakarta Marathon 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/10). 12.500 pelari meramaikan Jakarta Marathon 2018 yang di sponsori PLN. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lantas seberapa amankan seseorang melakukan maraton? Sebuah penelitian yang dipresentasikan American College of Cardiology pada 2009 menemukan, risiko kematian mendadak selama maraton adalah 0,8 per 100.000 orang.

Sebagai perbandingan, laporan menemukan, triathlon--olahraga yang meminta peserta menyelesaikan berenang, berlari, dan bersepeda dalam satu rangkaian punya risiko kematian mendadak yang lebih tinggi secara signifikan, yaitu 1,5 dari 100.000 orang.

Sejumlah studi lain menunjukkan, maraton tampaknya menyebabkan kerusakan pada jantung dalam jangka pendek. Tetapi para peneliti tidak yakin, apakah efek kondisi bertahan lama. Namun, studi juga membuktikan manfaat berlari secara teratur.

"Menjadi bugar adalah pelindung (dari segala macam penyakit)," kata James Freeman dari bagian kardiovaskular di Stanford University School of Medicine.

Direktur Medis untuk London Marathon, Sanjay Sharma menyampaikan, kebanyakan peserta yang meninggal selama London Marathon punya riwayat penyakit jantung atau permasalahan jantung lain sebelum maraton dimulai.

Pergi ke dokter dan periksa jantung

Jakarta Marathon 2018
Ribuan pelari mengikuti Jakarta Marathon 2018 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/10). Ada lima nomor lari, yakni marathon (42,195 km), half marathon (21 km), 10 K, 5K, dan maratoonz (lari untuk anak-anak). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine meneliti 11 juta pelari yang telah menyelesaikan maraton dan setengah maraton antara tahun 2000 - 2010. Selama 10 tahun tersebut, 59 pelari mengalami serangan jantung, 42 pelari meninggal dunia selama studi itu. 

Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti Kanada menemukan, lari jarak jauh dapat menyebabkan kerusakan sementara pada jantung. Tapi semua efek buruk cenderung tidak banyak.

"Saya tidak berpikir kebanyakan orang yang akan lari maraton perlu khawatir," kata asisten profesor kardiologi, radiologi, dan fisiologi Davinder Jassal kepada The New York Times. 

Sementara itu, perawat jantung senior di British Heart Foundation, Judy O’Sullivan menekankan, perlunya persiapan latihan yang tepat sebelum mengikuti ajang maraton. Jika khawatir dengan kondisi tubuh, sebaiknya pelari berkonsultasi dengan dokter.

"Kami akan selalu menyarankan siapa pun yang punya kekhawatiran (serangan jantung dan lainnya) untuk periksa ke dokter sebelum ikut maraton," Judy menambahkan seperti dilansir The Week.

Lain juga penelitian terbaru yang diterbitkan dalam European Heart Journal merekomendasikan, pelari maraton perlu memeriksa jantung untuk menghindari potensi kematian mendadak saat berlatih atau berkompetisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya