Wajar Bila Korban Selamat Tsunami Selat Sunda Takut Lihat Laut

Bila saat ini korban tsunami Selat Sunda masih takut melihat laut hal itu merupakan hal yang wajar.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 27 Des 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 18:00 WIB
krakatau
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Banten. (Liputan6.com. Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Jakarta Sehari-hari kehidupan Kusnadi dilakukan di sekitar pantai area Pandeglang, Banten. Namun, tsunami Selat Sunda yang menerjang diri dan rumahnya yang terletak di tepi pantai membuat pria 56 tahun ini jadi ketakutan bila melihat laut.

"Saya takut melihat laut sekarang, bahkan ketika laut tenang, saya tetap merasa takut. Dan, kini saya juga tak punya keberanian untuk ke rumah yang letaknya ada di pantai," kata Kusnadi seperti dilansir The Guardian, Kamis (27/12/2018).

Selain Kusnadi, mungkin beberapa orang lain yang biasa akrab dengan pantai dan laut merasakan hal yang berbeda usai terkena dampak tsunami Selat Sunda. 

"Itu wajar banget (dia merasa takut melihat laut). Jangankan untuk orang yang mengalami bencana sebesar itu ya, ada orang yang kecelakaan enggak terlalu parah, itu bisa menimbulkan trauma pada diri seseorang," kata psikolog klinis dewasa Rena Masri saat dihubungi Liputan6.com Kamis (27/12/2018).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Usai Tsunami Selat Sunda, Warga Mulai Pulang Selamatkan Harta Benda
Pemandangan kehancuran usai tsunami menerjang Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Senin (24/12). Pascatsunami Selat Sunda, warga pulang untuk mencari barang berharga miliknya. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Namun, menurut Rena tak serta-merta bisa mengatakan Kusnadi atau orang lain menjadi traumatis melihat laut. Butuh waktu untuk mengetahui apakah ia mengalami trauma atau tidak usai tsunami Selat Sunda.

"Kalau sekarang ini masih kondisi wajar kalau masih ketakutan karena masih syok, terkejut dengan kejadian kemarin," kata psikolog yang berpraktik di Q Consulting Jakarta ini.

Jika seiring waktu, seseorang bisa pulih dari bencana, kata Rena, berarti pengalaman tersebut tidak menimbulkan traumatis.

"Namun, ketika lihat pantai udah keringat dingin, ke pantai sudah tidak mau lagi, jalan di pinggir pantai ketakutan. Itu traumatis," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya