Kenali Karakter Anak yang Gunakan Otak Kanan

Anak-anak yang cenderung dominan otak kanan sering dikategorikan bermasalah.

oleh Babyologist diperbarui 28 Des 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2018, 11:00 WIB
Hubungan Ibu dan Anak Perempuan
Ilustrasi Foto Ibu dan Anak Perempuan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Masing-masing anak memiliki kecenderungan menggunakan bagian otak kanan atau kiri. Anak-anak yang cenderung menggunakan otak kanan konon lebih aktif dibandingkan anak yang menggunakan otak kiri. Simak pengalaman Mommy Nova Indriatika dari Babyologist berikut ini.

Satu hari saya pernah ditanya, "Mom kok anaknya nakal sih, sibuk sendiri kalo di kelas, enggak bisa ngikutin kegiatan di kelas. Anaknya anak otak kanan ya?" Nah loh, saya sempat bingung apa sih anak otak kanan itu?

Akhirnya saya mencoba mencari informasi tentang apa otak kanan itu, dan di sini saya mau berbagi pengetahuan dan pengalaman yang saya dapat nih Moms. Jadi apa itu anak otak kanan? Mungkin tepatnya itu adalah anak yang secara naluriah cara pikirnya lebih dominan menggunakan otak kanan dibanding otak kirinya.

Pastinya Moms sudah tahu bahwa otak manusia terbagi atas belahan otak kiri dan kanan, dan masing-masing belahan otak kiri dan kanan memiliki kemampuan yang berbeda dan juga saling melengkapi. Ya miriplah seperti 2 tangan kita ada kiri dan kanan, ada sebagian orang yang lebih dominan menggunakan tangan kiri untuk menulis dan melakukan aktivitas atau yang sering disebut kidal. Ada juga yang dominan kanan tapi ada juga yang seimbang.

Nah sama seperti cara kerja otak, otak juga sama dengan tangan dalam proses bekerjanya Moms, selalu bersama-sama saling melengkapi. Hanya tetap saja ada yang sedikit lebih dominan dari lainnya, persis seperti tangan kita. Karena selama ini pasti Moms hanya mengetahui kemampuan dan sifat-sifat otak kiri, maka standar kenormalan berpikir seorang anakpun didasarkan pada cara bekerjanya otak kiri.

Makanya anak-anak yang cenderung dominan otak kanan sering dikategorikan bermasalah. Loh kok bermasalah? Padahal sesungguhnya mereka itu bukan bermasalah kok Moms melainkan memiliki sifat-sifat yang lebih didominasi dengan otak kanannya.

Nah mengapa sering kali banyak anak yang bermasalah dengan cara belajar di sekolah? Jadi berdasarkan penelitian ternyata kebanyakan sistem mengajar di sekolah itu menggunakan pola dan cara yang dominan otak kiri, sementara otak kanan dan kiri manusia memiliki perbedaan cara kerja yang sangat jauh dan bahkan saling bertentangan. Lebih tepatnya otak kanan dan kiri ada untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Namun sayangnya hal ini tidak banyak diketahui oleh para orangtua dan guru di sekolah. Sehingga anak yang harusnya lahir sebagai pencipta, designer, seniman atau ilmuwan mereka semua malah dianggap anak yang gagal. Padahal mereka hanyalah anak-anak yang membutuhkan pendekatan cara belajar otak kanan saja.

Nah buat para Moms yang anaknya dominan otak kanan, anak kita itu bukan bodoh atau nakal melainkan hanya cara berpikirnya lebih dominan otak kanannya saja kok Moms.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ciri-ciri Anak yang Menggunakan Otak Kanan

  • Sulit mengikuti pelajaran di sekolah
  • Terlambat bicara dibandingkan anak seusianya
  • Pada awalnya anak yang dominan otak kanan justru sering lebih kuat tangan kirinya (kidal) dan sering terbalik memakai sendal atau sepatu.
  • Jika berbicara tidak runtut dan sistematis dan kadang sulit dipahami (maksudnya bicara satu kata ke kata lain melompat-lompat antar satu topik dengan lainnya).
  • Perasaannya sangat sensitif atau peka, emosional cenderung moody (maksudnya mengerjakan sesuatu sesuai moodnya).
  • Sulit mengungkapkan keinginannya dalam bentuk kata atau kalimat bahkan sulit menyusun kalimat untuk mengungkapkan perasaannya.
  • Dan hebatnya mereka cepat hafal tempat atau lokasi, tanda-tanda dan rute perjalanan ke satu tempat yang pernah dikunjungi meskipun hanya sekali Moms.
  • Sering bicara tidak nyambung dengan pertanyaan.
  • Kadang suka berkhayal dan bicara sendiri menceritakan fantasinya
  • Kadang bercerita ke satu tempat yang sebenarnya belum pernah dikunjunginya seolah-olah seperti nyata.
  • Konsentrasi rendah pada pekerjaan yang kurang disukainya atau diminta oleh gurunya tapi sangat tinggi konsentrasinya pada hal-hal yang menarik perhatiannya.
  • Sering membuat cara baru dalam menyelesaikan tugas atau soal-soal dan kurang suka cara yang diajarkan oleh gurunya.
  • Lebih suka permainan merancang sesuatu seperti lego dan sebagainya.
  • Suka keluar dari kelompok dan melakukan aktivitasnya sendiri.
  • Sebagian ada yang sudah tahu membedakan jenis-jenis benda seperti merek mobil, jenis pesawat dan masih banyak lagi dalam usia yang relatif sangat dini.
  • Sulit diajari mengeja suku kata.
  • Waktu kecil sulit membedakan huruf d dengan b
  • Jika menulis huruf sering terbalik antara W dengan M atau E dengan 3
  • Sulit mengerjakan soal-soal matematika logika atau rumus-rumus
  • Sebagian lagi sulit mamahami maksud dari soal cerita matematika kecuali diberikan contoh analogi atau perumpamaan dengan menggunakan alat bantu benda-benda.
  • Sering memandang ke atas dan terlihat seperti melamun
  • Kurang suka mencatat dan lebih suka memenuhi bukunya dengan gambar di sana-sini.
  • Jika sudah mengenal huruf atau angka, ia mampu membaca urutan huruf atau angka dari belakang atau dengan urutan terbalik dengan cepat dan tepat.
  • Selalu menghindar jika diajak belajar baca atau menulis, dengan berbagai alasan. Dan lebih suka menggambar dan bermain.

Dari ciri-ciri di atas tersebut hampir ada beberapa sebagian yang mirip dengan anak saya, tapi hanya beberapa. Saya justru tidak pernah khawatir dengan hal ini karena sama sekali bukan masalah. Menurut saya, anak-anak yang dominan menggunakan otak kanan adalah anak-anak yang hebat. Mereka cenderung memiliki kemampuan dalam menciptakan hal-hal yang baru, baik di dalam bidang sains ataupun seni.

Namun, pada intinya saat anak bertumbuh dewasa itu terlihat bagaimana kita sebagai orangtua merawat dan membimbing anak agar jadi lebih baik Moms.

Semoga bermanfaat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya