Kasus DBD di Kediri Tertinggi Se-Jawa Timur

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebutkan jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) secara keseluruhan di Jatim mencapai 3.686 penderita dengan kematian mencapai 55 orang.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Feb 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2019, 15:00 WIB
Nyamuk
Ilustrasi Foto Nyamuk (iStockphoto)

Liputan6.com, Kediri Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jawa Timur menduduki peringkat satu kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Wilayah yang paling tinggi kasusnya adalah Kabupaten Kediri.

Dari Januari hingga awal Febuari 2019 saat ini, ada sekitar 416 jumlah penderita DBD di Kabupaten Kediri dari total 3.686 kasus di Jawa Timur. Dari 416 jumlah penderita, 12 diantaranya dinyatakan meninggal dunia yang didominasi usia 15 tahun ke bawah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari Santoso, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri sudah berupaya untuk menekan jumlah penderita penyakit demam berdarah melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk.

Dalam kesempatan itu, Kohar sempat bertatap muka dan berdialog dengan 16 kepala desa yang sengaja didatangkan untuk diberikan pemahaman mengenai penanganan DBD.

Dari hasil diskusi yang dilakukan ia berharap pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dapat ditingkatkan lagi secara mutu, melibatkan orang banyak,serentak dilaksanakan dan terjadwal dengan baik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Demam Berdarah di Kediri
Kegiatan ikanisasi memberantas jentik nyamuk yang ada di kolam, bak kamar mandi dan genangan air lainya. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dirinya juga menginginkan pihak dinas terkait harus memberikan pemahaman atau meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit demam berdarah.

"Maka kegiatan PSN Kita harus, masyarakat harus rutin ngosek jedingnya (kamar mandi) seminggu sekali. Kemudian yang melakukan monitoring evaluasi dari aparatur dari kesehatan, kelurahan, kecamatan itu setiap tiga bulan sekali melakukan pemantauan di rumah penduduk," tutur Kohar, Minggu (3/2/2019) dalam kunjungannya ke ruangan ruang rawat inap Puskesmas Ngadiluwih, Kediri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya