5 Negara Terburuk untuk Hidup Sebagai Lansia

Tidak semua negara layak untuk menjadi tempat tinggal bagi lansia. Mana saja wilayah tersebut?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Apr 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2019, 08:00 WIB
Lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua negara memiliki layanan kesehatan yang baik. Hal ini menyebabkan masyarakat di beberapa wilayah tidak bisa hidup sehat sebagai seorang lansia.

Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) melakukan sebuah studi untuk mencari tahu negara mana saja yang tetap sehat sekalipun usianya terus bertambah. "Masalah kesehatan yang terkait usia bisa menyebabkan pensiun dini, tenaga kerja yang lebih sedikit, serta pengeluaran kesehatan yang lebih tinggi," kata penulis utama Angela Y. Chang.

"Pemerintah dan pemangku kepentingan lain yang mempengaruhi sistem kesehatan sistem kesehatan perlu mempertimbangkan kapan orang mulai menderita efek negatif dari penuaan," ujar Chang seperti dilansir dari Reader's Digest pada Selasa (2/4/2019).

Dengan data 195 negara dari Global Burden of Disease, para peneliti memberikan skor pada setiap negara. Mereka juga melihat dan menentukan jenis penyakit yang rata-rata menyerang di usia 65 untuk dilihat berapa usia populasi tiap negara ketika mereka terserang penyakit tersebut.

Apabila para lansia di Swiss, Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Italia dianggap paling sehat, tidak di beberapa negara lainnya. Di wilayah ini, orang-orang berusia lanjut dianggap sulit untuk hidup sehat dan mendapatkan akses kesehatan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

1. Papua Nugini

Pedalaman Papua Nugini
Pedalaman Papua Nugini (AFP)

Studi IHME menemukan adanya kesenjangan besar dalam penuaan populasi di seluruh dunia. Negara Papua Nugini yang berpenduduk sekitar tujuh juta di Pasifik Selatan ini terbebani dengan 475 persen lebih banyak penyakit dan cacat jika dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Kondisi kesehatan masyarakatnya juga dianggap buruk. Harapan hidupnya hanya 61 tahun pada wanita dan 56 tahun pada pria.

Papua Nugini memang kaya akan sumber daya alam seperti tembaga, emas, dan minyak. Namun masyarakatnya kekurangan gizi. Ini mendorong tingginya angka kematian dan kecacatan menurut IHME. New York Times juga melaporkan tentang buruknya fasilitas medis di sana. Belum lagi, tingkat penyakit yang bisa dicegah dan diobati seperti polio dan tuberkulosis melonjak.

"Ini seperti seseorang yang menyalakan kastil kertas di mana semuanya terbakar," kata spesialis kesehatan masyarakat dari World Health Organization, Anup Gurung.

 

2. Kepulauan Marshall, Vanuatu, Afganistan, dan Kepulauan Solomon

Bom Mobil Taliban Tewaskan Empat Orang di Afganistan
Pasukan keamanan Afghanistan berada di lokasi sehari setelah serangan di Kabul, Afghanistan (15/1). Menurut pejabat setempat, seorang pembom bunuh diri Taliban meledakkan kendaraan bermuatan bahan peledak pada Senin malam. (AP Photo/Rahmat Gul)

Kepulauan Marshall, Vanuatu, Afganistan, dan Kepulauan Solomon dianggap sebagai negara terburuk untuk menjadi tua. Lansia di empat wilayah ini mengalami masalah kesehatan terkait usia 11 sampai 14 tahun lebih awal daripada rata-rata global. IHME menemukan, mereka akan merasa berusia 65 saat memasuki awal 50-an.

Kualitas layanan kesehatan yang buruk, kemiskinan, serta pendidikan yang rendah membuat warga di Kepulauan Marshall, Vanuatu dan Kepulauan Solomon menua lebih cepat. Bahkan, jika dibandingkan dengan sesama negara Oseania lainnya yaitu Papua Nugini.

Sementara itu, negara Timur Tengah Afganistan menjadi negara dengan pendidikan yang paling rendah di antara lima negara yang paling buruk untuk menua. Rata-rata, masyarakatnya hanya menempuh pendidikan hingga 2,7 tahun. IHME mengungkapkan, konflik dan teror yang berkelanjutan menjadi penyebab utama kecacatan dan penyakit di Afganistan, disusul oleh narkoba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya