Liputan6.com, Bogor Nyeri punggung bawah (low back pain) memang bukan masalah kesehatan yang mematikan seperti stroke atau jantung. Namun, masalah kesehatan ini bisa mengganggu produktivitas bekerja bahkan sampai menimbulkan masalah kesehatan jiwa seperti depresi.
"Penyakit ini memang tidak sampai membuat kematian tapi mengganggu aktivitas. Mau ngapa-ngapain enggak nyaman karena terganggu. Makanya orang yang mengalami nyeri itu kadang depresi. Ketika nyeri tak hilang-hilang sampai mau bunuh diri juga ada," kata dokter spesialis saraf RS EMC Sentul Jawa Barat, Dewanta Sembiring.
Baca Juga
Rasa tidak nyaman ketika beraktivitas membuat penderita nyeri punggung bawah jadi sering tidak masuk kerja. Hal ini pun membuat atasan menilai produktivitas orang tersebut menurun.
Advertisement
Itu sebabnya perlu dilakukan intervensi guna mengurangi derajat nyeri. Manajemen penanganan nyeri pada umumnya sama, yakni mengubah gaya hidup, pemberian obat, dan menjalani fisioterapi. Dengan cara ini derajat nyeri yang mungkin tadi berada di level 8 menjadi 2 atau 3.
"Untuk kasus-kasus tertentu ada nyeri yang tidak bisa hilang hingga 100 persen. Jadi, dokter akan menyampaikan bahwa yang "dilakukan untuk mengurangi nyeri. Dengan pengurangan nyeri, dia bisa beradapatasi jadi masih bisa melakukan aktivitas biasa," kata Dewa usai seminar Update Manajemen Low Back Pain di Hotel Sahira Bogor, Selasa (30/4/2019).
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Terapi Radiofrequency Ablation
Bila sudah melakukan perubahan gaya hidup, obat, dan fisioterapi tapi tidak ada perubahan. Dokter mungkin akan menyarankan melakukan radiofrequency ablation terutama pada kasus sacroiliac joints pain dan facet joint pain.
"Terapi ini bisa untuk nyeri pada lumbar, pinggang kadang torak. Misalnya pada sendi yang beramasalah, kan ada saraf kecil yang nempel, halus banget. Saraf itu yang mengantarkan nyeri kita blok dengan radiofrequency ablation," kata Dewa.
"Sehingga saraf itu tidak bisa mengantarkan nyeri lagi," lanjutanya.
Advertisement