Liputan6.com, Dubai Mengisap shisha jauh lebih buruk selama bulan puasa Ramadan, menurut dokter asal Dubai, Uni Emirat Arab. Dehidrasi saat puasa meningkatkan risiko serangan jantung akibat kejang koroner yang dipicu nikotin.
Dokter spesialis kardiologi di Health Shield Medical Center, Ghania Slimani menyampaikan, banyak restoran dan tenda melayani shisha jelang sahur sampai sekitar jam 3 pagi. Para tamu menghabiskan waktu lebih lama untuk mengisap shisha.
Baca Juga
“Ketika Anda berpuasa, tubuh mengalami dehidrasi dan membutuhkan oksigen dan glukosa. Kondisi ini membuat tubuh responsif terhadap efek buruk tembakau. Darah menjadi lebih kental dan risiko pembekuan darah yang lebih tinggi,” ujar Slimani, dikutip dari Arabian Business, Senin (6//5/2019).
Advertisement
Tekanan darah meningkat dan detak jantung menjadi tidak teratur yang terkadang menyebabkan aritmia (gangguan irama jantung). Kondisi ini dapat mengancam jiwa.
Simak video menarik berikut ini:
Kejang koroner
Kejang koroner yang dipicu nikotin dapat menyebabkan serangan jantung. Penelitian menunjukkan, asap yang dihirup dalam satu jam shisha setara dengan 100 rokok menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Asap tembakau tetap mengandung zat kimia penyebab kanker yang lebih tinggi bahkan setelah melewati air.
Slimani juga mendesak penikmat shisha memperhitungkan risiko penyakit menular karena pipa shisha tidak selalu dibersihkan dengan benar. Ia menyarankan Ramadan sebagai kesempatan untuk berhenti mengisap shisa maupun merokok tembakau.
Shisha dan tembakau rokok mengandung lebih dari 4.000 senyawa kanker dan racun, belum termasuk nikotin, tar, dan karbon monoksida.
Advertisement