Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengunjungi keluarga salah seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia setelah Pemilu 2019.
Nila mendatangi keluarga almarhum M. Napis (54) yang berada di Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Menurutnya, almarhum adalah pekerja yang ulet dan tanpa pamrih.
Baca Juga
"Kami turut berduka cita, almarhum adalah seorang pekerja yang ulet, pekerja keras tanpa pamrih, dan atas kemauan sendiri," kata Nila seperti dikutip dari rilis yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu (15/5/2019).
Advertisement
Nila mengungkapkan, ketika bertemu istri korban, Napis sudah memeriksakan kesehatannya di Posbindu. Hasilnya, semua terkontrol, termasuk diabetes melitus yang dideritanya sejak 2016.
Simak juga video menarik berikut ini:
Batuk-batuk dan Kadar Gula Tinggi
Setelah 18 April, terungkap bahwa almarhum tetap mengawal proses penyelengaraan Pemilu 2019. Sejak 16 sampai 18 April, dia selalu pulang pagi hari.
"Almarhum sudah batuk-batuk, sudah ke rumah sakit dan kembali lagi dan bekerja seperti biasa, pulang selalu pagi," kata Nila. Dia juga sempat muntah-muntah dan sempat berobat kemudian sembuh.
Pada 28 April 2019, Napis melakukan patroli ke tempat penghitungan suara dan pulang dini hari. Setelah salat subuh, dadanya sesak dan dibawa ke ICU. Kadar gulanya tinggi. Hari itu, nyawanya tidak tertolong.
"Kami merasa sangat prihatin dan kami katakan bapak adalah seorang pejuang bangsa kita. Patut kita mengatakan bapak adalah pejuang demokrasi, semoga Tuhan mengampuni segala kesalahan almarhum,” kata Nila.
Advertisement
Masih Dilakukan Pendataan
Dalam konferensi pers di Komisi Pemilihan Umum sebelumnya, Nila mengatakan bahwa Kemenkes dan lembaga-lembaga independen sudah melakukan berbagai cara untuk mengetahui penyebab kematian petugas KPPS pada Pemilu 2019.
Kemenkes melakukan audit medik untuk petugas yang meninggal di rumah sakit. Sementara, petugas yang meninggal di luar rumah sakit akan dilakukan otopsi vebal oleh lembaga independen dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).
Adapun, data jumlah korban. penyebab kematian, dan pasien sakit masih terus akan diperbaharui oleh Kemenkes.
"Dalam hal ini data tersebut belum sampai total. Kami mendorong kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan untuk tetap mengumpulkan data tersebut, ini yang kami sebut dengan audit medik," kata Menkes.