Liputan6.com, Denmark - Segala hal yang berkaitan dengan organik punya tempat tersendiri di hati orang-orang Denmark. Sebisa mungkin, baik makanan maupun minuman, yang masuk ke tubuh mereka adalah organik.
Tidak heran bila Denmark memiliki pangsa pasar produk organik terbesar di dunia. Dan pasar terus berkembang dengan produk susu, telur, dan buah-buahan.
Baca Juga
Secara proporsional, seperti dikutip dari situs Agriculture and Food Dk pada Sabtu, 8 Juni 2019, pasar organik di Denmark adalah yang terbesar di dunia dengan makanan organik sekitar 12 persen dari total pasar makanan ritel pada 2018.
Advertisement
Sejumlah motif mengapa orang Denmark begitu menyukai produk-produk organik ditemukan. Melalui sebuah survei yang dilakukan Masyarakat Koperasi Konsumen Denmark (FDB) pada 6 April 2013, diketahui bahwa kesehatan jadi alasan paling mendasar.
Baru setelah itu berkaitan dengan kesejahteraan hewan, rasa yang dinilai lebih enak, kualitas dianggap baik, dan paling penting soal lingkungan.
Dalam sebuah penelitian yang menggabungkan data pembelian dan informasi tentang sikap konsumen terhadap makanan organik pun mengidentifikasi hal serupa; kesehatan sebagai faktor penting dalam memilih susu organik ketimbang susu yang berasal dari sapi perah konvensional.
Sebanyak 40 persen masyarakat yang terlibat pada survei ini merasa bahwa susu organik memiliki rasa yang lebih enak daripada susu yang biasa.
Lebih lanjut, seperti dikutip dari MDPI, sebuah situs berisi jurnal-jurnal ilmiah dan hasil penelitian terbaik dengan melibatkan 35.500 editor akademik, kesehatan anak pun menjadi alasan bagi orangtua untuk beralih ke susu organik, dalam studi kualitatif yang dilakukan di Denmark dan Inggris.
Sebuah studi etnografi yang dilakukan di sepuluh negara Eropa, termasuk Denmark, menunjukkan bahwa susu dikaitkan dengan keluarga, rumah, anak-anak.
Susu, menurut mereka, memiliki makna moral yang kuat sebagai minuman yang disediakan orangtua untuk anak-anak mereka.
Menerapkan Pola Makan Serba Organik
Hasil survei yang dipaparkan di situs MDPI kurang lebih sama seperti omongan Anna dan Meickel, pasangan suami istri dari Aarhus, kota terbesar nomor dua di Denmark, yang sehari-hari menerapkan pola makan organik.
Saat disinggung perihal pangan organik lebih menyehatkan bagi tubuh, Meickel mengatakan itu sudah pasti disebabkan tidak terdapat paparan pestisida. Dengan begitu, kata dia, konten vitamin di dalam pangan tersebut masih tinggi.
"Susu, misalnya. Pada dasarnya susu itu sehat. Namun, yang tanpa adanya campuran pestisida pastinya lebih sehat. Yang saya tahu selama ini, pestisida tidak sehat, pestisida bukan untuk dimakan," kata Meickel saat Health Liputan6.com bertamu ke rumahnya pada pertengahan April 2019.
Soal rasa, Meickel agak ragu saat ditanya apakah dia bisa merasakan mana susu organik dan yang bukan dalam keadaan mata tertutup. "Hmmm... saya rasa saya dapat merasakannya. Akan tetapi saya belum pernah melakukannya," ujar dia.
Meickel mengatakan bahwa 80 persen dari konsumsi keluarganya sehari-hari adalah organik. Menurut ayah dari dua orang anak laki-laki ini, terkadang daging organik lebih mahal. Bahkan, bisa tiga kali lebih mahal.
"Jadi, untuk daging, seperti ayam, saya mengambil yang non-organik saja," katanya. Namun, untuk susu dan buah-buahan, yang dipilih pasti organik.
Pola konsumsi produk organik, jelas Meickel, dibangun secara bertahap. Semakin besar pendapatan dan kemampuan finansial seseorang, semakin besar pula pengeluaran untuk produk-produk organik.
"Lingkungan sangat mendukung masyarakat Denmark dalam menciptakan gaya hidup dan tren konsumsi produk organik, khususnya pemerintah setempat yang rajin memberikan edukasi mengenai berbagai macam hal terkait produk organik," katanya.
Advertisement
Serba Organik Lantas Disebut Paling Sehat?
Meski menerapkan pola makan serba organik, Meickel kurang setuju jika dianggap paling sehat. Menurut Meickel, dia dan istri juga bisa menyantap makanan tidak sehat.
Hanya saja, semakin dia baca tentang studi terkait hal ini, membuat dia semakin tidak menyukai makanan konvensional.
"Tergantung juga makanan apa. Saya dapat mengonsumsi susu konvensional, tetapi saya tidak suka memakan buah yang jelas kita tahu bahwa pestisida melekat pada kulitnya," kata Meickel.
"Jika Anda fokus pada 10 makanan, Anda pelan-pelan dapat mengubahnya ke organik. Dengan begitu Anda dapat menurunkan konsumsi pestisida. Mungkin sekitar 80 persen, karena hanya beberapa produk yang harus Anda waspadai," Meickel menambahkan.