Ternyata Diet Vegan Bisa Memperburuk Tubuh Saat Menua, Ini Penjelasan Ahli

Diet vegan yang dilakoni bisa berdampak buruk saat tubuh menua.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Jul 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2019, 19:00 WIB
Diet vegan
Diet vegan berdampak buruk saat menua. (Foto: unplash)

Liputan6.com, Jakarta Diet vegan yang menghindari sepenuhnya makan daging dan produk olahan, seperti susu dan telur ternyata bisa memperburuk tubuh saat menua. Para pelaku diet vegan meyakini hewan punya hak bebas untuk hidup layaknya manusia, dikutip dari Vegan Society.

Itulah yang menjadi alasan pelaku diet vegan berupaya keras menekan segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan. Produk turunan seperti madu dan gelatin juga dihindari para pelaku vegan.

"Tidak benar hanya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan saja. Tubuh tetap membutuhkan protein hewani. Komposisinya 72 gram protein yang dibutuhkan," papar Dokter spesialis penuaan (geriatri) Siti Setiati saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta, ditulis Jumat (5/7/2019).

Untuk diet sehat, Anda boleh saja mengurangi karbohidrat. Sisanya makan sayur dan buah. Selain itu, aktivitas fisik juga perlu dilakukan.

"Biasakan aktivitas fisik di kala muda. Saya, kalau di rumah sakit, naik ke lantai 7, misalnya. Saya naik lift sampai lantai 4 lalu naik pakai tangga. Sudah dibiasakan sejak dulu," lanjut dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Berkurang Massa Otot

[Fimela] Workout
Berkurangnya masaa otot bisa terjadi. | unsplash.com

Dampak buruk dari diet vegan yaitu berkurangnya massa otot, yang disebut sarkopenia. Kondisi ini banyak dialami saat berusia lanjut.

"Kekurangan protein (dalam hal ini protein hewani) bisa menyebabkan sarkopenia. Sarkopenia yaitu berkurangnya massa otot. Otot tubuh menjadi lemah," Siti menambahkan.

Adanya penurunan massa otot juga memengaruhi fungsi otot. Mobilitas lansia akan terhambat, yang mana akan mengurangi kualitas hidup lansia.

Hal ini berujung pada kerapuhan otot. Akan terjadi penghancuran sel-sel otot dibanding pembentukan sel-sel otot baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya