Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengumumkan Sri Lanka resmi terbebas dari campak. Pernyataan ini disampaikan WHO pada Selasa lalu.
"Pencapaian Sri Lanka hadir pada saat kasus campak secara global meningkat," kata Dr. Poonam Khetrapal Singh, Regional Director WHO South-East Asia dalam pernyataannya resminya seperti dilansir dari laman resmi WHO South-East Asia pada Jumat (12/7/2019).
Baca Juga
"Keberhasilan negara menunjukkan komitmennya dan tekad dari tenaga kesehatan, serta orangtua untuk melindungi anak-anak dari campak," tambah Singh.
Advertisement
Kasus campak akibat terpapar virus terakhir kali dilaporkan di Sri Lanka pada Mei 2016. Kejadian di tiga tahun setelahnya hanyalah penularan secara sporadis dan berasal dari luar negeri yang bisa dideteksi dan ditangani dengan cepat.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Risiko Penularan Tetap Ada
Sri Lanka dianggap memiliki upaya kuat dalam melawan penyakit campak. Dalam program imunisasi anak, mereka mendapatkan dua dosis vaksin campak dan rubela. Keberhasilan ini juga ditandai dengan tingginya angka imunisasi mencapai lebih dari 95 persen.
Kampanye vaksinasi campak dan rubella sudah diadakan secara berkala sampai tahun 2014. Meski begitu, Singh tidak menampik bahwa tetap ada risiko impor penyakit dari negara-negara lain yang bisa masuk ke Sri lanka. Maka dari itu, dibutuhkan penguatan kekebalan pada populasi yang lebih rentan, kapasitas untuk mendeteksi dan kesiapan menanggapi virus, baik di tingkat nasional ataupun daerah.
"Ini akan menjadi kunci untuk status bebas campak berkelanjutan di negara tersebut tahun-tahun mendatang."
Sri Lanka sendiri menjadi negara kelima di wilayah WHO Asia Tenggara, yang berhasil melakukan program eliminasi campak setelah Bhutan, Maladewa, Korea Utara, dan Timor Leste.
"Eliminasi campak adalah indikator yang baik tentang kekuatan sistem imunisasi secara umum, serta kualitas dan jangkauan sistem perawatan kesehatan primer," kata Singh.
Advertisement