Â
Liputan6.com, Jakarta - Pernah Anda mendengar mengenai sindrom Stevens Johnson? Salah satu sindrom yang dapat menyerang siapa saja di seluruh penjuru dunia.
Baca Juga
Meski terdengar jarang menyerang masyarakat Indonesia, bukan berarti sindrom Steven ohnson ini tak mungkin terjadi di sini. Oleh sebab itu, kita perlu tahu tentang kondisi yang satu ini.
Advertisement
Pada sebagian besar kasus, sindrom Stevens Johnson menyerang orang dewasa. Akan tetapi, tidak jarang juga sindrom ini menyerang anak-anak.
Penderita sindrom Stevens Johnson harus segera ditangani oleh para ahli. Pasalnya, sindrom ini bisa semakin parah jika tidak segera dilakukan penanganan yang tepat dan baik.
Â
Seperti apa sindrom Steven Johnson ini?
Kami telah merangkumnya berbagai sumber kedokteran dan kesehatan. Yuk simak informasinya berikut ini.
Sindrom Stevens Johnson merupakan sindrom yang menyerang kulit tubuh. Pada beberapa kasus, sindrom ini juga menyerang mulut, lapisan bola mata, dubur hingga alat kelamin.
Kondisi ini terjadi karena kulit dan membran mukosa memberikan reaksi yang berlebihan terhadap sebuah infeksi ataupun penggunaan obat tertentu.
Â
Â
Advertisement
Tandanya
Â
Membrane mukosa merupakan lapisan dalam kulit yang berfungsi untuk melapisi rongga bagian tubuh yang secara langsung terkena kontak dengan lingkungan luar. Pada umumnya lapisan mukosa berada di bibir, lubang hidung, telinga, pipi dalam, anus dan di daerah kemaluan.
Seseorang yang terkena Sindrom Stevens Johnson akan mengalami gatal-gatal bahkan hingga melepuh.
Namun, di beberapa kasus lainnya, kulit para penderita akan mengelupas akibat sudah terlalu parah. Jika tidak segera ditangani dan dirawat, Sindrom Stevens Johnson bisa menyebabkan penderita mengalami kematian.
Â
Penyebab
Â
Penyebab munculnya Sindrom Stevens Johnson pada diri seseorang sebenarnya hanya disebabkan oleh dua faktor yaitu pengaruh obat dan infeksi.
Penyebab Sindrom Stevens Johnson :
Pengaruh Obat
- Obat antibiotik seperti misalnya penisilinObat antivirus seperti misalnya nevirapine
- Obat Pereda nyeri seperti misalnya paracetamol, piroxicam atau naproxen
- Obat asam urat seperti misalnya allopurinol
- Obat antikejang seperti misalnya carbamazepine dan lamotrigine
Infeksi
- Flu atau Influenza
- Herpes
- Gondongan
- Demam Kelenjar
- Difteri
- Pneumonia atau paru-paru basah
- Hepatitis AHIV
Advertisement