Liputan6.com, Jakarta Hipotermia dapat terjadi pada para pendaki gunung yang mengalami kedinginan ekstrem dalam waktu yang lama. Ketika hipotermia terjadi, tubuh kehilangan kehangatan lebih cepat dari kemampuannya menghasilkan panas.Â
Penyelamatan seseorang yang kena hipotermia harus dilakukan dengan segera. Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian. Dokter kegawatdaruratan Carol DerSarkissian menyampaikan langkah penanganan hipotermia.
Advertisement
"Jika perawatan medis tidak segera tersedia, maka lepaskan pakaian yang basah, topi, sarung tangan, sepatu, dan kaus kaki. Lindungi orang tersebut dari angin, angin kencang, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian hangat dan kering," tulis Carol dalam WebMD, Rabu (24/7/2019).
Kemudian pindahkan orang yang terserang hipotermia tersebut perlahan-lahan ke tempat yang hangat dan kering sesegera mungkin. Hangatkan kembali orang yang didera hipotermia dengan pakaian ekstra.Â
"Gunakan selimut hangat juga benda-benda bermanfaat lainnya untuk merangsang pemanasan tubuh. Misal, selimut, jaket tebal, dan bantal penghangat pada tubuh, ketiak, leher, dan selangkangan," tambah Carol.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Rasakan Denyut Nadi
Dalam penanganan orang yang hipotermia, perhatikan juga denyut nadi. Jika orang yang hipotermia tidak juga sadar atau tidak memiliki denyut nadi, bahkan tidak ada tanda-tanda bernapas, segera panggil bantuan darurat.Â
CPR (resusitasi kardiopulmoner) harus segera diberikan jika denyut nadi tidak dapat dirasakan dan tidak bernapas. Rasakan denyut nadi hingga satu menit penuh sebelum memulai CPR. Ini karena denyut jantung mungkin sangat lambat dan Anda tidak boleh memulai CPR jika ada detak jantung.
Pada kasus hipotermia lanjut, perawatan di rumah sakit diperlukan untuk menghangatkan kembali suhu inti tubuh.Â
"Perawatan hipotermia meliputi cairan infus yang dihangatkan, oksigen yang dipanaskan dan dilembabkan, dan lavage peritoneal ("pencucian" rongga perut bagian dalam)," Carol menambahkan.
Advertisement