Liputan6.com, Jakarta Memiliki riwayat penyakit jantung bukan alasan tidak berolahraga. Namun, tentunya olahraga yang dipilih sesuai kemampuan tubuh dan sudah didiskusikan dengan dokter.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Hengkie F. Lasanudin dari RS Pusat Pertamina, Jakarta pasien penderita penyakit jantung disarankan melakukan olahraga jenis aerobik yang ringan.
Baca Juga
“Kita menyarankan yang sifatnya aerobik. Aerobik itu yang kita lakukan sambil olahraga masih bernapas (ringan), seperti jalan kaki, sepeda,” kata Hengkie dalam konferensi pers #24JamSiaga: Layanan Kegawatdaruratan Jantung RS Pusat Pertamina beberapa waktu lalu ditulis Rabu (7/8/2019).
Advertisement
Hengkie juga menyarankan untuk melakukan olahraga minimal 150 menit seminggu. Jika bisa lebih, akan memiliki efek yang baik bagi kesehatan jantung. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah durasi berolahraga.
"Jadi olahraga yang kita kejar menitnya dulu. Jalan enggak apa-apa asal setengah jam. Jadi, bukan speed dulu tapi time-nya dulu," jelasnya.
Ada beberapa jenis olahraga yang tidak disarankan bagi penderita penyakit jantung yakni angkat besi dan lari seratus meter sprint. Olahraga tersebut membuat pasien berusaha menahan napas.
Lalu, Hengkie juga mengingatkan pasien jantung tidak memforsir tubuh saat berolahraga. Sebab latihan fisik dengan intensitas tinggi berisiko membuat pasien kehabisan napas dan meningkatkan produksi keringat.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Segera Beristirahat Bila...
Bila timbul rasa sakit di dada saat berolahraga, segera berhenti dan beristirahat. Sumbatan oksigen pada jantung bisa jadi yang mengakibatkan dada terasa sakit. Jika terus dipacu akan berakibat semakin rusaknya otot jantung.
"Jika jantung terus di pacu, makin rusak. Tapi jika kita istirahat, kita mulai rileks, mudah-mudahan tidak tejadi penyempitan," jelas Hengkie.
Jika rasa sakit pada dada berulang hendaknya Anda waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter.
Penulis : Eflien Anggelien
Advertisement