Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Disuntik dengan Petroleum Jelly, Pria Ini Nyaris Kehilangan Organ Intim

Pria tersebut mengalami gangren usai suntikkan organ intimnya dengan produk petroleum jelly agar terlihat lebih besar

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Sep 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2019, 23:00 WIB
20160525-Ilustrasi Alat Kelamin Pria-iStockphoto
Ilustrasi Alat Kelamin Pria (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ukuran penis seringkali menjadi perhatian dari seorang pria. Namun, mencoba memperbesar organ intim dengan suatu zat yang jelas-jelas tak aman tentu bukan solusi untuk mengatasi masalah itu.

Seperti yang diungkap oleh dokter di jurnal Urology Case Reports baru-baru ini. Seorang pria di Australia harus menjalani operasi pada organ intimnya, setelah dia menyuntikkan cairan petroleum-jelly ke penis.

Dilansir dari The Sun pada Sabtu (21/9/2019), pria 45 tahun itu datang ke dokter dengan masalah gatal di alat kelamin selama lima hari yang disertai demam.

Petugas kesehatan menemukan penumpukan cairan dan borok yang mulai membusuk dan berdarah di organ reproduksi pasien. Dr. Amer Amin, yang menangani kasus itu, mengatakan bahwa batang penis pasien itu berada dalam kondisi parah. 

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Angkat Bagian Organ Intim yang Mati

Ilustrasi Operasi Kelamin (iStockphoto)
Hati-hati, banyak dampak yang bakal didapat seorang transgender sesudah operasi kelamin (Ilustrasi/iStockphoto)

Terungkaplah, bahwa pria ini menyuntikkan petroleum-jelly untuk memperbesar ukuran penisnya pada dua tahun sebelumnya. Aksi nekad itu membuatnya harus didiagnosis dengan gangren Fournier.

"Suntikan penis secara mandiri dilakukan untuk meningkatkan ukuran dan dilaporkan menyebabkan nyeri laten, ulserasi, dan gangren Fournier," tulis Amin yang merupakan dokter di St. Vincent's Hospital, Sydney.

Pasien lalu dilarikan ke ruang operasi. Ahli bedah mengangkat bagian organ intim yang sudah mati dan mengeluarkan nanah di sepanjang batang alat kelamin pria itu. Amin mencatat bahwa setidaknya dibutuhkan tiga kali operasi untuk menghilangkan semua jaringan terinfeksi dan membusuk.

Hari kesepuluh usai pria asal kepulauan Pasifik bagian selatan itu dirawat di rumah sakit, demamnya turun dan darahnya pun mulai stabil. Cangkok kulit pada penis dan skrotumnya diberikan untuk memperbaiki alat kelaminnya yang sempat rusak. Ia diizinkan pulang usai sebulan dalam perawatan.

"Yang menarik, pasien kami melaporkan bahwa praktik ini cukup lumrah di kepulauan Pasifik selatan," tulis catatan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya