Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Ereksi 36 Jam, Pria Ini Terancam Alami Mati Kelamin

Pria tersebut mengalami ereksi hingga 36 jam lamanya dan terpaksa menjalani operasi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Sep 2019, 23:59 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 23:59 WIB
20160525-Ilustrasi Alat Kelamin Pria-iStockphoto
Ilustrasi ereksi berkepanjangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Elliott Rossiter tiba-tiba mengalami ereksi ketika sedang mengunjungi teman-temannya di Perancis. Padahal, pria asal Inggris itu sedang tidak terangsang.

"Saya mencoba menghentikannya, tetapi tidak bisa," kata pria yang tinggal di Bristol itu pada South West News Service.

Rossiter tidak menyangka ereksi tersebut tidak berhenti hingga 19 jam kemudian. Rossiter kemudian dibawa ke sebuah klinik dan mendapat suntikan obat anti-inflamasi dan steroid. Namun, tetap tak terjadi reaksi apapun.

"Saya hampir tidak bisa berjalan, rasanya menyakitkan," kata pria 41 tahun itu seperti dilansir dari New York Post pada Senin (23/9/2019).

Rossiter mengatakan bahwa ereksi yang dia alami berbeda dari yang dialami biasanya. Dia ketakutan dan mengira penisnya tak akan kembali pulih. Bahkan, dia mengatakan organ intimnya terasa sakit saat terkena sentuhan pakaian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Tak Terkait dengan Gairah

20160525-Ilustrasi Alat Kelamin Pria-iStockphoto
Ilustrasi ereksi berkepanjangan (iStockphoto)

Dokter mendiagnosisnya dengan priapismus atau ereksi berkepanjangan di luar keinginan. Kondisi tersebut seringkali tidak ada kaitannya dengan seks atau gairah.

"Darah baru saja terkumpul di penis dan tidak mengering. Saya sangat takut," ujarnya. Dia menambahkan jika tidak segera dioperasi, penisnya akan mati.

Karena itu, setelah 36 jam penderitaan, para dokter pun membuat sebuah lubang kecil di pangkal penis pria itu. Dari situ, darah yang terkumpul dialirkan ke ke luar. Operasi ini berhasil meskipun meninggalkan bekas luka kecil.

Ketika Rossiter mengembangkan kondisi tersebut, dia diketahui sedang mencoba mengatasi kecanduan obat penghilang rasa sakit, yang digunakannya usai kecelakaan ski. Namun, dokter belum menemukan dengan pasti apa penyebab ereksi terlalu lama yang dialami pria itu.

"Saya tidak pernah mengalami hal seperti itu dan tidak ingin lagi," katanya.

Medical News Today menytakan bahwa obat-obatan tertentu seperti antidepresan, pengencer darah, hingga untuk disfungsi ereksi, bisa menyebabkan priapisme. Beberapa obat terlarang seperti kokain dan ekstasinya ditenggarai bisa memicunya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya