Liputan6.com, Jakarta Ketika bangun tidur di pagi hari, para pria biasanya mengalami ereksi. Ternyata, penis yang ikut 'terbangun' itu menandakan sebuah penanda bahwa tubuh dalam keadaan sehat.
Kondisi ereksi di pagi hai juga dikenal dengan nocturnal penile tumenscence. Selain itu, tidak ada kaitan hal ini dengan rangsangan seksual atau mimpi basah.
Baca Juga
Ereksi semacam ini juga menunjukkan bahwa tidur Anda berkualitas. Hal ini karena kondisi ini terjadi ketika Anda berada dalam tahap gerakan mata cepat (rapid eye movement/REM) yang bisa terjadi selama beberapa kali di malam hari.
Advertisement
Melansir The Sun pada Selasa (18/6/2019), ketika tubuh terlelap di tahap REM, darah masih tetap terpompa. Ini menjelaskan mengapa gerakan seperti ereksi bisa terjadi.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Pengaruh Hormon di Malam Hari
Kondisi ini juga terpengaruh oleh hormon. Ketika Anda tidak mengalami ereksi di malam hari, ada kemungkinan terjadi ketidakseimbangan.
"Ereksi penis terjadi sebagai respon terhadap efek kompleks sistem saraf dan sistem endokrin (kelenjar yang mensekresi hormon ke dalam sistem kita) pada pembuluh darah penis," tulis Sergio Alvarez dari University of Newcastle, Inggris di The Conversation.
"Beberapa hormon terlibat dalam mempengaruhi respon otak, seperti testosteron," tambahnya.
Alvarez mengatakan, mekanisme semacam ini bisa terjadi tanpa keterlibatan otak itu sendiri, dalam tindakan refleks yang tidak terkendali dan berada di sumsum tulang belakang. Sehingga, orang yang tidak mengalami rangsangan seksual, sekalipun mengalami kerusakan sumsum tulang belakang, masih bisa mengalami ereksi.
Selain itu, testosteron berada pada tingkat tertinggi di pagi hari. Ini membuat seringkali Anda terbangun dengan ereksi.
Advertisement
Periksakan Diri Jika Ereksi Tak Muncul
Malah, ketika Anda tidak bangun pagi tanpa ereksi, kemungkinan ada yang salah di dalam tubuh. Ini bisa menjadi pertanda gangguan tidur, ketidakseimbangan hormon, disfungsi ereksi, atau kecemasan.
"Ini sangat umum. Beberapa studi menunjukkan itu mungkin mempengaruhi sebanyak dua dari lima pria di atas 40," kata Dr. Sarah Jarvis dari patient.info.
Namun, Jarvis mengatakan bahwa mungkin ada masalah kesehatan lain terkait hal ini. Misalnya seperti peringatan dini penyakit jantung.
"Jadi sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter."